Eksplorasi Polisakarida Aktif dari Biji Chia: Potensi Antioksidan dan Imunomodulator untuk Pengembangan Makanan Fungsional

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Biji chia (Salvia hispanica L.) telah lama dikenal sebagai superfood yang kaya nutrisi, termasuk serat, protein, dan lemak sehat. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa biji chia juga mengandung polisakarida aktif yang memiliki potensi besar sebagai bahan makanan fungsional dengan sifat antioksidan dan imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi dan memurnikan polisakarida biji chia, yang disebut CSP-A, serta mengevaluasi struktur kimia dan aktivitas biologisnya. Temuan ini tidak hanya memperluas pemahaman kita tentang komposisi biji chia, tetapi juga membuka peluang baru untuk pengembangan produk pangan yang mendukung kesehatan sistem kekebalan tubuh dan melawan stres oksidatif.

Proses ekstraksi CSP-A dilakukan menggunakan teknik yang canggih, yaitu melalui kolom kromatografi DEAE Sepharose Fast Flow dan Sepharose CL-6B. Teknik ini memungkinkan pemurnian polisakarida hingga mencapai tingkat kemurnian tinggi yang diperlukan untuk analisis struktural dan biologis lebih lanjut. Hasil analisis struktur menunjukkan bahwa CSP-A terdiri dari D-mannosa, asam D-glukuronat, dan D-xilosa dalam rasio molar 1:3:4, dengan berat molekul sebesar 1,688 × 10⁵ Da. Struktur kimia ini menunjukkan bahwa CSP-A adalah heteropolisakarida yang memiliki kerangka utama β-D-Manp-(1→, →4)-α-D-GlcpA-(1→, →2,4)-β-D-Xylp-(1→, dan →4)-β-D-Manp-(1→.

Lebih lanjut, pengujian menggunakan uji merah Kongo dan mikroskopi menunjukkan bahwa CSP-A membentuk struktur heliks dalam larutannya. Struktur heliks ini sering kali dikaitkan dengan stabilitas molekuler yang lebih tinggi dan potensi bioaktif yang lebih baik, seperti yang sering terlihat pada polisakarida dengan aktivitas biologis yang tinggi.

Antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Dalam pengujian in vitro, CSP-A menunjukkan aktivitas pemulungan radikal bebas DPPH· dan OH· dengan tingkat aktivitas sedang. Meskipun aktivitas antioksidan CSP-A tidak sekuat beberapa senyawa antioksidan sintetis, potensi ini tetap signifikan dalam konteks pengembangan makanan fungsional yang dapat mendukung kesehatan tubuh dengan cara yang lebih alami dan aman.

Sifat antioksidan CSP-A menunjukkan bahwa polisakarida ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh, yang diketahui sebagai penyebab berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Dengan demikian, pengembangan produk pangan berbasis CSP-A dapat memberikan manfaat tambahan sebagai pelindung tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas.

Selain aktivitas antioksidan, salah satu temuan paling menarik dari penelitian ini adalah efek imunomodulator dari CSP-A. Pengujian dilakukan pada sel makrofag RAW 264.7, sel imun yang berperan penting dalam respons imun tubuh. Hasil menunjukkan bahwa CSP-A secara signifikan meningkatkan kemampuan fagositosis sel-sel ini, yang merupakan proses penyerapan dan penghancuran patogen atau zat asing oleh sistem imun.

Selain itu, CSP-A juga memicu pelepasan beberapa sitokin pro-inflamasi penting, termasuk nitric oxide (NO), TNF-α, IL-6, dan IL-1β. Sitokin ini berperan dalam mengatur respons imun tubuh terhadap infeksi dan peradangan. Kemampuan CSP-A untuk mendorong pelepasan sitokin ini menunjukkan bahwa polisakarida biji chia tidak hanya bermanfaat sebagai antioksidan, tetapi juga berpotensi sebagai agen yang mendukung kesehatan sistem kekebalan tubuh.

Penelitian ini memberikan landasan ilmiah yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut biji chia sebagai bahan makanan fungsional dengan manfaat kesehatan yang luar biasa. Dengan aktivitas antioksidan dan imunomodulator yang dimiliki CSP-A, biji chia dapat dikembangkan menjadi produk-produk baru yang tidak hanya memberikan nutrisi dasar, tetapi juga mendukung perlindungan tubuh terhadap stres oksidatif dan peningkatan daya tahan tubuh.

Biji chia, yang sudah dikenal sebagai sumber serat dan omega-3, kini memiliki peluang untuk menjadi bahan utama dalam produk kesehatan fungsional yang lebih canggih. Produk seperti minuman kesehatan, suplemen, atau makanan ringan berbasis biji chia dapat dikembangkan untuk menargetkan konsumen yang mencari solusi alami untuk memperkuat kekebalan tubuh dan melawan penuaan dini.

Penemuan polisakarida CSP-A dari biji chia yang memiliki sifat antioksidan dan imunomodulator menambah dimensi baru pada nilai nutrisi dan manfaat kesehatan biji chia. Dengan potensi bioaktif yang tinggi, CSP-A bisa menjadi bahan penting dalam pengembangan produk pangan fungsional yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup konsumen.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme kerja CSP-A dalam tubuh secara lebih mendalam dan mengeksplorasi potensi komersialnya dalam produk pangan dan suplemen kesehatan. Dengan demikian, biji chia dapat terus berkembang sebagai superfood masa depan yang tidak hanya kaya nutrisi, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *