Sistem Hibrida Energi Terbarukan untuk Pemanasan, Pendinginan, dan Tenaga Industri: Masa Depan Utility Hijau

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Transisi global menuju energi terbarukan kini semakin cepat dan meluas, terutama dalam mendukung sistem utilitas industri seperti pemanasan, pendinginan, dan pembangkit tenaga. Artikel ini membahas bagaimana energi terbarukan dari berbagai sumber dapat diintegrasikan menjadi sistem utilitas hibrida atau Hybrid Renewable Energy Utility Systems (HYRES). Dalam konteks ini, HYRES merupakan solusi inovatif yang memanfaatkan energi terbarukan dalam proporsi tinggi untuk kebutuhan utilitas industri, mencakup bioenergi, panas bumi, energi surya, angin, hingga tenaga air.

Sebagai dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, kajian ini sangat relevan dengan perkembangan teknologi energi terbarukan saat ini. Konsep HYRES menunjukkan bahwa transisi energi tidak hanya terbatas pada sektor pembangkit listrik, tetapi juga pada kebutuhan pemanasan dan pendinginan industri yang biasanya memakan banyak energi. Dengan mengombinasikan sumber energi terbarukan seperti panas bumi dan solar termal, kebutuhan energi industri dapat dipenuhi secara lebih efisien dan ramah lingkungan.

Dalam perspektif teknologi, salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh sistem energi terbarukan adalah integrasi yang optimal antara berbagai sumber energi terbarukan. Setiap sumber energi memiliki karakteristik yang berbeda—seperti ketergantungan solar terhadap cuaca dan variasi energi panas bumi—sehingga diperlukan pendekatan teknologi yang inovatif. Artikel ini menekankan pentingnya pengembangan teknologi integrasi yang efektif untuk mengoptimalkan pemanfaatan berbagai sumber energi tersebut dalam satu sistem hibrida.

Selain itu, artikel ini juga menyoroti pentingnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan realitas virtual (VR) untuk meningkatkan kontrol dan reliabilitas sistem HYRES. Penggunaan AI dapat meningkatkan prediksi kebutuhan energi dan mengoptimalkan distribusi energi secara real-time, sementara VR dapat digunakan dalam pelatihan operasional dan pemantauan sistem secara virtual. Pendekatan proaktif dan reaktif ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem HYRES dapat berfungsi dengan stabil dalam berbagai kondisi operasional.

Isu lain yang dibahas adalah tantangan spasial dan transportasi dalam pengembangan energi terbarukan. Banyak sumber energi terbarukan, seperti tenaga angin dan panas bumi, terletak jauh dari pusat-pusat industri, sehingga diperlukan solusi integrasi lokal untuk mengatasi masalah jarak dan transportasi energi. Kajian ini menunjukkan bahwa pengembangan infrastruktur distribusi dan penyimpanan energi, serta peningkatan efisiensi transportasi, menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sistem HYRES.

Sebagai penutup, artikel ini menawarkan arah penelitian masa depan, termasuk kebutuhan untuk mengembangkan teknologi kontrol yang lebih canggih dan solusi integrasi lokal yang efektif. Kajian ini membuka ruang bagi akademisi dan praktisi energi terbarukan untuk mengeksplorasi berbagai skenario penerapan HYRES dalam skala yang lebih luas. Sebagai dosen dalam bidang ini, kontribusi terhadap pengembangan riset teknologi hibrida ini akan sangat mendukung terciptanya masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Dengan integrasi teknologi yang semakin canggih dan kolaborasi antara berbagai sektor energi, HYRES dapat menjadi solusi utama untuk mengurangi ketergantungan industri pada energi fosil sekaligus mempercepat transisi menuju masa depan energi yang ramah lingkungan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *