Inovasi Hijau: Deteksi Cepat Residu Pestisida Tiabendazol dalam Jus Apel dengan Teknologi SERS

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan penggunaan pestisida untuk menghasilkan hasil panen yang tinggi telah menimbulkan berbagai risiko, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Tiabendazol, salah satu jenis pestisida yang sering digunakan untuk melindungi hasil pertanian, dapat meninggalkan residu pada makanan, termasuk buah-buahan seperti apel. Untuk memastikan keamanan pangan, perlu dilakukan deteksi cepat dan akurat terhadap residu pestisida ini.

Penelitian yang dibahas dalam narasi di atas menawarkan solusi inovatif dengan menggunakan teknik Surface-Enhanced Raman Scattering (SERS) yang digabungkan dengan nanopartikel emas berlapis perak (Au@Ag NPs) untuk mendeteksi tiabendazol dalam jus apel. Pendekatan ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga lebih sensitif dibandingkan metode konvensional.

Salah satu keunggulan dari metode ini adalah kemampuannya mendeteksi tiabendazol pada konsentrasi serendah 50 ng/mL dalam larutan standar. Namun, ketika diaplikasikan pada jus apel, deteksi langsung menggunakan SERS mengalami kesulitan karena adanya komponen seperti gula dan asam organik yang mengganggu pengukuran. Dalam hal ini, metode QuEChERS dioptimalkan untuk meningkatkan akurasi deteksi, yang memungkinkan deteksi tiabendazol pada konsentrasi minimum 250 ng/mL, dengan batas deteksi sebesar 0,06 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan tingkat perolehan yang baik, yaitu berkisar antara 80,2% hingga 108,6%, yang menandakan kehandalan metode ini dalam mendeteksi residu pestisida.

Sebagai dosen di bidang Teknologi Pangan, saya melihat inovasi ini sebagai langkah signifikan dalam meningkatkan keamanan pangan, terutama dalam konteks pengujian residu pestisida pada buah-buahan. Penggunaan teknik SERS yang digabungkan dengan nanopartikel berlapis logam adalah pendekatan yang menjanjikan, karena mampu memberikan hasil yang lebih sensitif dan ramah lingkungan dibandingkan metode deteksi konvensional. Selain itu, pengoptimalan metode QuEChERS untuk mengatasi masalah interferensi dari matriks pangan memperlihatkan bahwa teknik ini dapat diandalkan untuk diaplikasikan secara luas dalam industri pangan.

Metode ini, jika diterapkan secara masif, dapat menjadi solusi yang efisien dalam sistem pemantauan keamanan pangan, khususnya dalam deteksi pestisida yang berbahaya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menegaskan pentingnya pengembangan teknologi deteksi cepat yang sensitif untuk menjamin produk pangan bebas dari residu pestisida, serta menjaga kesehatan konsumen dan lingkungan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *