Dampak Pemanis Non-Nutrisi Terhadap Metabolisme: Studi Terkini Sebagai Solusi Menghadapi Krisis Obesitas

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Penggunaan pemanis non-nutrisi (NNS) sebagai pengganti gula semakin populer, terutama dalam upaya mengurangi asupan gula tambahan yang berlebihan, yang telah lama dikaitkan dengan obesitas dan berbagai gangguan metabolik. Namun, pertanyaan besar yang selalu muncul adalah: Apakah NNS aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang? Studi yang disajikan ini memberikan gambaran yang menarik tentang efek jangka panjang NNS dalam kondisi normal dan obesogenik (lingkungan yang memicu obesitas).

Penelitian ini menggunakan tikus C57BL/6 sebagai model hewan untuk mengkaji efek lima jenis NNS yang umum digunakan: asesulfam K, aspartam, sukralosa, sakarin, dan steviol glikosida (Reb M). Semua tikus dibagi ke dalam kelompok diet normal dan diet tinggi lemak (60% kalori dari lemak), memberikan skenario yang merefleksikan gaya hidup modern. Dengan pengaturan yang hati-hati dan kontrol terhadap dosis NNS sesuai ADI (asupan harian yang dapat diterima), penelitian ini mampu mengeksplorasi secara mendalam dampak NNS terhadap berbagai parameter metabolik dan mikrobioma.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jangka panjang NNS pada tikus dengan diet normal tidak memiliki dampak signifikan pada berat badan, massa lemak, atau metabolisme glukosa dibandingkan dengan konsumsi air biasa. Namun, aspartam, salah satu NNS yang paling umum digunakan, ternyata menurunkan toleransi glukosa. Ini tentu mengindikasikan bahwa meski tidak menyebabkan kenaikan berat badan, aspartam dapat memengaruhi metabolisme gula dalam tubuh.

Dalam kondisi obesitas akibat diet tinggi lemak, NNS juga tidak menyebabkan kenaikan berat badan yang lebih besar atau meningkatkan asupan makanan. Menariknya, sukralosa dan Reb M justru memberikan manfaat dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi penambahan berat badan. Efek ini bisa menjadi terobosan besar dalam strategi pencegahan obesitas. Lebih lanjut, Reb M juga berkaitan dengan peningkatan populasi bakteri Lachnospiracea dalam usus, yang mungkin memainkan peran dalam meningkatkan kesehatan metabolik.

Bagi industri pangan, temuan ini sangat relevan. Konsumsi jangka panjang NNS, terutama sukralosa dan steviol glikosida (Reb M), tidak hanya aman tetapi juga dapat memberikan manfaat kesehatan tertentu, terutama dalam konteks obesitas. Produk makanan dan minuman rendah kalori yang menggunakan pemanis ini dapat dikembangkan sebagai solusi potensial untuk membantu konsumen mengurangi risiko gangguan metabolik.

Namun, penelitian ini juga menyoroti pentingnya selektivitas dalam penggunaan NNS. Misalnya, aspartam, meskipun tidak menyebabkan peningkatan berat badan, memiliki efek negatif terhadap metabolisme glukosa. Oleh karena itu, pengembangan produk pangan dengan aspartam harus mempertimbangkan kelompok konsumen tertentu, seperti penderita diabetes, yang mungkin lebih rentan terhadap efek ini.

Penelitian ini memberikan landasan kuat bahwa tidak semua NNS memiliki efek yang sama pada metabolisme, dan beberapa bahkan dapat memberikan manfaat kesehatan. Dengan peningkatan jumlah produk makanan rendah kalori di pasaran, temuan ini dapat membantu dalam formulasi produk yang lebih sehat. Reb M, dengan potensinya untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan memperbaiki komposisi mikrobioma usus, mungkin memiliki peran yang lebih besar dalam strategi penanggulangan obesitas di masa depan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menawarkan wawasan yang sangat berharga bagi akademisi, pelaku industri pangan, dan konsumen, serta memberikan optimisme bahwa dengan pemilihan NNS yang tepat, kita dapat membantu mengatasi tantangan global terhadap obesitas dan gangguan metabolik.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *