Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Trehalosa, sebuah disakarida yang telah banyak diaplikasikan dalam industri pangan sebagai pemanis, penstabil, dan humektan, kini mendapatkan perhatian lebih besar karena hubungannya dengan virulensi Clostridium difficile. Namun, kemunculan galaktooligosakarida turunan trehalosa (Treh-GOS) membuka pintu baru untuk aplikasi prebiotik yang potensial dalam memodulasi mikrobiota usus. Penelitian terbaru yang menguji dampak Treh-GOS pada mikrobiota usus manusia melalui model fermentasi feses in vitro memberikan wawasan penting tentang interaksi antara struktur kimia Treh-GOS dan respons mikrobiota yang dihasilkan.
Treh-GOS hadir dalam berbagai struktur yang berbeda, yang berdampak pada variasi respons taksonomi mikrobiota usus. Dua trisakarida Treh-GOS, β-Gal-(1–4)-trehalosa [DP3(1–4)] dan β-Gal-(1–6)-trehalosa [DP3(1–6)], menunjukkan potensi prebiotik yang signifikan. DP3(1–4) memicu peningkatan Bifidobacterium, yang merupakan bakteri baik yang banyak terdapat dalam usus manusia dan berperan dalam menjaga kesehatan usus. Respons ini sebanding dengan galaktooligosakarida komersial (GOS) yang selama ini sudah dikenal sebagai bahan prebiotik. Di sisi lain, DP3(1–6) menunjukkan efek yang berbeda dengan mendorong pertumbuhan Lactobacillus, bakteri yang terkenal dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
Menariknya, kedua trisakarida ini juga menghasilkan konsentrasi asam butirat yang tinggi. Asam butirat adalah salah satu asam lemak rantai pendek yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan usus, termasuk memperkuat penghalang usus dan memiliki efek anti-inflamasi. Asam ini penting dalam menjaga keseimbangan flora usus dan mengurangi risiko peradangan yang terkait dengan gangguan usus seperti kolitis.
Selain trisakarida, penelitian ini juga mengungkapkan potensi tetrasakarida Treh-GOS (DP4), yang memiliki galaktosilasi baru di kedua unit glukosa trehalosa. Tetrasakarida ini menghasilkan respons yang berbeda dengan mendorong pertumbuhan Parabacteroides, genus bakteri yang juga berperan penting dalam metabolisme lipid dan pengaturan kekebalan tubuh. Penemuan ini menunjukkan bahwa Treh-GOS, khususnya dalam bentuk tetrasakarida, dapat memberikan manfaat kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan prebiotik konvensional lainnya.
Hasil penelitian ini menyoroti kapasitas unik Treh-GOS dalam memodulasi mikrobiota usus manusia dan menawarkan alternatif prebiotik yang inovatif. Dalam industri pangan, aplikasi Treh-GOS berpotensi dikembangkan dalam berbagai produk fungsional, seperti minuman fermentasi, yogurt, dan produk susu lainnya, yang tidak hanya memberikan manfaat nutrisi tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan flora usus.
Selain itu, karena Treh-GOS mampu merangsang pertumbuhan bakteri baik seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus, serta menghasilkan asam butirat dalam jumlah tinggi, hal ini memperkuat daya tariknya sebagai bahan prebiotik alami yang dapat membantu mencegah gangguan usus dan mendukung kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
Dengan kemampuan modulasinya terhadap mikrobiota usus manusia, Treh-GOS menunjukkan potensi besar sebagai prebiotik baru yang tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan kesehatan usus, tetapi juga dapat menjadi alternatif yang lebih aman dan efektif dibandingkan dengan prebiotik tradisional. Penelitian lebih lanjut tentang dosis dan efek jangka panjang dari Treh-GOS perlu dilakukan untuk memastikan keamanannya serta manfaat kesehatan yang dapat diberikan dalam jangka panjang.
Sebagai seorang dosen Teknologi Pangan, saya melihat bahwa inovasi ini berpotensi besar untuk dikembangkan dalam industri pangan dan kesehatan. Dengan terus mengembangkan aplikasi prebiotik berbasis Treh-GOS, kita dapat memberikan solusi yang lebih holistik dan terarah dalam mendukung kesehatan masyarakat melalui produk pangan fungsional yang lebih baik.