Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Gula langka seperti D-alulosa, D-sorbosa, dan D-tagatosa adalah isomer D-fruktosa yang semakin mendapatkan perhatian dalam penelitian pangan karena potensi manfaat kesehatannya dan kemampuan mereka untuk berfungsi sebagai pemanis rendah kalori. Meskipun begitu, informasi mengenai mekanisme penyerapan usus gula-gula ini masih terbatas. Studi ini menawarkan wawasan baru mengenai bagaimana gula langka ini diserap di usus halus, dengan fokus pada peran transporter glukosa bergantung natrium (SGLT1) dan transporter glukosa tipe 5 (GLUT5).
Penelitian ini menggunakan tikus sebagai model hewan untuk mengevaluasi apakah D-alulosa, D-sorbosa, dan D-tagatosa diserap melalui SGLT1 atau GLUT5. Menariknya, tikus yang diberi diet tinggi fruktosa, yang diketahui meningkatkan ekspresi GLUT5 di usus, menunjukkan peningkatan signifikan dalam konsentrasi perifer gula langka ini, serta parameter farmakokinetik seperti Cmax dan AUC0-180 min setelah pemberian oral. Sebaliknya, penggunaan KGA-2727, penghambat SGLT1 selektif, tidak mempengaruhi konsentrasi gula langka di vena perifer maupun porta, menunjukkan bahwa SGLT1 tidak terlibat dalam transportasi gula-gula ini.
Hasil ini menunjukkan bahwa penyerapan D-alulosa, D-sorbosa, dan D-tagatosa di usus halus tikus lebih mungkin dimediasi oleh GLUT5 daripada oleh SGLT1. Penemuan ini penting karena GLUT5 adalah transporter fruktosa spesifik yang berfungsi terutama di enterosit usus halus. Penelitian ini memberikan bukti langsung bahwa gula langka ini mengikuti jalur penyerapan yang sama dengan fruktosa, yaitu melalui GLUT5, sehingga menjelaskan mekanisme dasar bagaimana mereka mencapai sirkulasi sistemik setelah konsumsi.
Dari perspektif teknologi pangan, hasil penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan. Mengetahui bahwa D-alulosa, D-sorbosa, dan D-tagatosa diangkut melalui GLUT5 membuka peluang untuk mengoptimalkan penggunaannya dalam produk makanan. Sebagai contoh, produk yang mengandung gula langka ini dapat dirancang untuk memaksimalkan ketersediaan hayati dan manfaat fisiologisnya dengan mempertimbangkan cara mereka diabsorpsi. Selain itu, gula langka ini memiliki indeks glikemik yang rendah, yang menjadikannya ideal untuk digunakan dalam produk-produk untuk konsumen dengan kebutuhan diet khusus, seperti penderita diabetes atau mereka yang mengontrol asupan kalori.
Penemuan ini juga membuka pintu untuk studi lebih lanjut tentang interaksi potensial antara gula langka ini dan fruktosa atau karbohidrat lain yang diserap melalui GLUT5. Memahami dinamika persaingan antara berbagai substrat GLUT5 dapat membantu mengidentifikasi cara terbaik untuk menggabungkan gula langka ini dalam formulasi makanan yang kompleks, sehingga menghasilkan produk dengan profil gizi dan kesehatan yang optimal.
Secara keseluruhan, studi ini memperkaya pemahaman kita tentang mekanisme penyerapan gula langka, menawarkan dasar ilmiah yang kuat untuk pengembangan produk pangan baru dengan manfaat kesehatan yang potensial. Dengan terus mengeksplorasi jalur transportasi dan efek fisiologis dari gula langka, kita dapat membantu mengembangkan solusi pangan yang lebih baik dan lebih sehat bagi konsumen global.