Menguak Keseimbangan Nutrisi dalam Pola Makan Nabati untuk Anak dan Remaja: Tantangan dan Peluang

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Tren pola makan nabati, termasuk vegetarian dan vegan, semakin populer di kalangan anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kesadaran akan kesehatan, etika hewan, dan keberlanjutan lingkungan. Mengingat bahwa kebutuhan energi dan nutrisi mencapai puncaknya selama masa pertumbuhan ini, muncul pertanyaan penting mengenai apakah dan seberapa banyak sumber makanan hewani yang perlu disertakan dalam pola makan sehat dan berkelanjutan untuk kelompok usia ini.

Studi terbaru (2018-2023) menunjukkan bahwa secara umum, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak vegetarian dan vegan sebanding dengan anak-anak omnivora, terutama dalam hal antropometri, yang mencakup parameter seperti tinggi badan dan berat badan. Namun, terdapat perbedaan dalam komposisi tubuh, di mana anak-anak vegetarian dan vegan cenderung memiliki massa lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan rekan-rekan omnivora mereka. Hal ini bisa menjadi keuntungan, terutama dalam konteks risiko penyakit metabolik jangka panjang, namun perlu dipertimbangkan dalam konteks kesehatan keseluruhan anak-anak tersebut.

Keseimbangan nutrisi dalam pola makan nabati memerlukan perhatian khusus, terutama dalam hal zat besi dan vitamin B12. Penelitian menunjukkan bahwa penanda status zat besi pada anak-anak dengan pola makan nabati memiliki hasil yang bervariasi. Zat besi dari sumber nabati (non-heme) kurang mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan zat besi dari sumber hewani (heme), sehingga anak-anak vegetarian dan vegan berisiko mengalami kekurangan zat besi, kecuali jika pola makan mereka dirancang dengan cermat. Status vitamin B12 yang lebih rendah tanpa suplementasi juga menjadi perhatian. Vitamin ini esensial untuk fungsi saraf dan pembentukan sel darah, dan hampir tidak ditemukan dalam makanan nabati. Namun, ketika prevalensi suplementasi tinggi, status vitamin B12 tidak berbeda secara signifikan antara kelompok anak-anak nabati dan omnivora, menunjukkan pentingnya suplementasi dalam pola makan nabati.

Di sisi lain, profil lipid darah, yang merupakan indikator kesehatan kardiovaskular, tampak lebih baik pada kelompok yang mengonsumsi pola makan nabati. Ini mungkin terkait dengan asupan lemak jenuh yang lebih rendah dan konsumsi serat yang lebih tinggi, yang dikenal dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, asupan nutrisi mikro lainnya seperti folat, magnesium, dan serat juga lebih tinggi pada kelompok nabati, yang bisa mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Meskipun demikian, ada beberapa aspek yang memerlukan perhatian. Kepadatan mineral tulang yang lebih rendah pada anak-anak vegetarian dan vegan dibandingkan dengan anak-anak omnivora memunculkan kekhawatiran tentang kesehatan tulang jangka panjang. Ini mungkin terkait dengan asupan kalsium dan vitamin D yang lebih rendah, yang penting untuk perkembangan tulang yang optimal. Meskipun perbedaan dalam kepadatan mineral tulang berkurang setelah penyesuaian, dampak klinis jangka panjang dari kondisi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Kebanyakan studi yang ada bersifat cross-sectional, sehingga tidak dapat memberikan informasi tentang hubungan sebab-akibat atau dampak jangka panjang dari pola makan nabati pada anak-anak dan remaja. Studi longitudinal diperlukan untuk memberikan bukti yang lebih kuat mengenai dampak pola makan nabati terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan jangka panjang.

Sebagai seorang Dosen Teknologi Pangan, saya melihat bahwa pola makan nabati menawarkan banyak manfaat kesehatan potensial bagi anak-anak dan remaja, namun juga menghadirkan tantangan yang signifikan dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, penting bagi profesional kesehatan dan nutrisi untuk mengembangkan pedoman diet berbasis makanan yang khusus untuk setiap negara dan disesuaikan dengan kebiasaan makan anak-anak dengan pola makan nabati. Hal ini akan memastikan bahwa anak-anak dan remaja yang memilih pola makan vegetarian atau vegan tetap mendapatkan semua nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal, sambil mendukung pilihan diet yang berkelanjutan dan etis.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *