Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Studi mengenai kandungan gizi makan siang yang disediakan untuk anak-anak usia 3-4 tahun di taman kanak-kanak ini memberikan gambaran komprehensif mengenai komposisi energi dan nutrisi yang mereka terima setiap harinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa makanan tersebut memiliki kandungan energi, lemak, gula bebas, dan natrium (Na) yang jauh melebihi rekomendasi dari kerangka Nutrisi untuk Lingkungan Tahun Awal (EYS). Ini tentunya menjadi perhatian besar, mengingat kelebihan asupan tersebut dapat berpotensi meningkatkan risiko obesitas dan penyakit tidak menular seperti hipertensi di masa depan, meskipun kebutuhan energi anak-anak di usia ini berbeda dengan anak usia 4-7 tahun.
Dari perspektif teknologi pangan, tingginya kandungan lemak, gula bebas, dan Na dalam makanan tersebut menjadi indikator bahwa formulasi menu belum optimal. Kue dan biskuit, yang merupakan sumber gula tambahan, menjadi salah satu faktor penyumbang kalori berlebih. Penting bagi institusi pendidikan untuk lebih cermat dalam merancang menu yang tidak hanya memenuhi kebutuhan energi tetapi juga seimbang dalam kandungan nutrisi.
Sementara itu, asupan protein yang tiga kali lipat dari rekomendasi juga perlu dievaluasi. Meskipun protein penting untuk pertumbuhan anak, asupan berlebihan tidak selalu bermanfaat dan dapat membebani fungsi ginjal. Begitu juga, kandungan Zn (seng) yang rendah serta vitamin C dan Fe (zat besi) dalam pilihan sandwich mengindikasikan perlunya perbaikan dalam formulasi menu vegetarian atau menu sandwich, yang mungkin lebih banyak dipilih anak-anak.
Sebagai Dosen Teknologi Pangan, saya melihat bahwa pendekatan yang lebih holistik dalam perencanaan menu sekolah sangat dibutuhkan. Selain memperhatikan kesesuaian nutrisi dengan standar usia, pengurangan bahan makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh, gula bebas, dan Na harus menjadi prioritas. Edukasi kepada para orang tua dan penyedia makanan juga menjadi penting agar kebijakan ini dapat terlaksana dengan baik dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, sementara menu yang disediakan tampak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi minimal, aspek-aspek tertentu, terutama terkait kandungan gula, lemak, dan natrium, harus segera diperbaiki. Pemantauan berkelanjutan dan penyesuaian menu sangat diperlukan untuk memastikan anak-anak menerima makan siang yang mendukung perkembangan fisik dan mental mereka secara optimal.