Peran Energi Terbarukan dan Produktivitas Pertanian dalam Mengatasi Deplesi Sumber Daya Mineral di China: Tantangan dan Peluang

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Peralihan global menuju energi terbarukan dan praktik pertanian berkelanjutan telah memperoleh momentum yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Transisi ini tidak hanya didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim, tetapi juga oleh potensi manfaat ekonomi serta upaya konservasi sumber daya mineral yang semakin berkurang. Dalam konteks ini, penelitian ini memfokuskan pada dampak energi terbarukan dan produktivitas pertanian terhadap sewa sumber daya mineral di China dari tahun 1971 hingga 2019, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan emisi gas rumah kaca sebagai variabel moderasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa deplesi mineral, nilai tambah dari sektor pertanian, dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif dengan sumber daya alam. Artinya, peningkatan produktivitas pertanian dan pertumbuhan ekonomi mendorong eksploitasi lebih lanjut terhadap sumber daya mineral. Namun, konsumsi energi berbasis bahan bakar fosil dan emisi CO2 justru memiliki dampak negatif terhadap sumber daya alam, menunjukkan bahwa ketergantungan pada energi fosil merusak keberlanjutan jangka panjang sumber daya alam.

Penelitian ini menyoroti bahwa deplesi mineral di China merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian segera. Dengan konsumsi sumber daya yang semakin besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, China dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian sumber daya alam. Salah satu solusi utama adalah pengembangan energi terbarukan secara lebih luas untuk menggantikan ketergantungan pada batu bara dan sumber daya fosil lainnya, yang diketahui merusak lingkungan dan menguras sumber daya mineral.

Dalam upaya mengatasi deplesi sumber daya mineral, China perlu mengembangkan rencana komprehensif yang mencakup pendekatan energi terbarukan serta kebijakan yang mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Pengurangan ketergantungan pada batu bara sebagai sumber energi harus menjadi prioritas, mengingat dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan. Penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air, yang semakin terjangkau dan efisien, dapat menjadi langkah penting dalam upaya mengurangi emisi CO2 dan menjaga kelestarian sumber daya mineral.

Selain itu, produktivitas pertanian yang lebih berkelanjutan juga harus menjadi fokus utama. Pengelolaan tanah dan air yang lebih baik, serta kebijakan yang melindungi lahan pertanian dari konversi menjadi lahan industri atau perkotaan, sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. Penggunaan teknologi modern dalam pertanian, seperti irigasi presisi dan penggunaan pupuk yang lebih efisien, dapat membantu meningkatkan hasil pertanian tanpa merusak sumber daya alam.

Implikasi kebijakan dari penelitian ini jelas menunjukkan bahwa China perlu mengambil langkah-langkah yang lebih serius untuk melindungi sumber daya mineralnya. Pengembangan energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan tidak hanya akan mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga meningkatkan kemandirian ekonomi dan keamanan energi. Selain itu, perlindungan sumber daya air dan tanah melalui kebijakan restorasi ekosistem akan berkontribusi pada keberlanjutan jangka panjang.

Kesimpulannya, penelitian ini memberikan pandangan yang komprehensif tentang bagaimana energi terbarukan dan produktivitas pertanian dapat berperan penting dalam mengatasi masalah deplesi sumber daya mineral di China. Dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memperkuat kebijakan pertanian berkelanjutan, China dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus melindungi sumber daya alamnya.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *