Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Biochar, hasil dari pemecahan termal biomassa, telah menarik perhatian besar di berbagai industri, khususnya dalam konteks energi terbarukan dan revitalisasi lingkungan. Biochar yang dihasilkan dari biomassa lignoselulosa memiliki potensi besar dalam berbagai aplikasi, mulai dari pengelolaan limbah hingga penyimpanan karbon. Sebagai seorang dosen yang mendalami Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, penting untuk meninjau peran biochar sebagai solusi inovatif dan berkelanjutan dalam industri energi, serta manfaatnya yang luas bagi lingkungan.
Pertama-tama, biochar merupakan sumber karbon organik yang melimpah. Proses produksi biochar melibatkan pemanasan biomassa tanpa oksigen dalam proses pirolisis, yang mengubah bahan organik menjadi karbon stabil. Biomassa lignoselulosa, seperti residu pertanian, limbah hutan, dan tanaman energi, merupakan prekursor yang sangat menjanjikan untuk produksi biochar. Dalam konteks energi terbarukan, pirolisis biomassa tidak hanya menghasilkan biochar, tetapi juga menciptakan produk sampingan berupa gas dan bio-oil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Dengan demikian, biochar mendukung konsep ekonomi sirkular dan pengelolaan limbah lignoselulosa secara efisien.
Selain manfaatnya dalam sektor energi, biochar memiliki kemampuan luar biasa dalam remediasi lingkungan. Biochar terbukti efektif dalam mengurangi dampak negatif pencemaran melalui mekanisme intrinsik, seperti penyerapan kontaminan dan peningkatan kesuburan tanah. Aplikasi biochar dalam pertanian, misalnya, dapat meningkatkan kapasitas retensi air tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Keberhasilan ini memperkuat peran biochar sebagai solusi ramah lingkungan untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
Salah satu aspek yang menarik dari biochar adalah kemampuannya untuk didaur ulang dan biayanya yang relatif rendah. Kemampuan biochar untuk menetralkan racun dan meningkatkan kualitas lingkungan telah diakui oleh berbagai peneliti. Aktivasi biochar dengan bahan kimia atau proses fisik dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menghilangkan polutan berbahaya dari lingkungan, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik beracun. Aktivasi ini membuka peluang baru dalam penggunaan biochar di sektor industri untuk tujuan pengolahan air limbah dan pemulihan tanah yang tercemar.
Meskipun sebagian besar produksi biochar dilakukan dalam sistem loop tertutup, metode terdesentralisasi kini mulai diakui lebih efisien. Dalam paradigma ekonomi bio-sirkular, produksi biochar yang terdesentralisasi memberikan peluang untuk memaksimalkan efisiensi sumber daya, khususnya dalam pengelolaan limbah biomassa. Desentralisasi ini tidak hanya mengurangi biaya transportasi, tetapi juga meningkatkan aksesibilitas biochar bagi masyarakat pedesaan dan industri kecil. Dalam konteks manajemen energi terbarukan, metode ini sangat relevan, terutama dalam mendukung kemandirian energi berbasis komunitas.
Namun, meskipun potensi biochar sangat besar, masih ada kesenjangan pengetahuan yang perlu diatasi. Penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk mengeksplorasi potensi biochar secara menyeluruh, termasuk modifikasi struktur biochar dan penggunaannya dalam skala industri yang lebih luas. Pengembangan teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas biochar, baik dalam proses produksi maupun aplikasi, menjadi kunci dalam mencapai paradigma keberlanjutan yang ideal.
Sebagai penutup, biochar menawarkan solusi inovatif yang tidak hanya mendukung sektor energi terbarukan, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi lingkungan. Dalam konteks keberlanjutan dan teknologi termal, biochar memiliki potensi luar biasa untuk dioptimalkan. Penelitian lebih lanjut dan implementasi yang tepat akan memperkuat peran biochar sebagai bagian integral dari sistem energi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.