Teknologi Pertanian Presisi pada Peternakan: Solusi Keberlanjutan dan Pengurangan Dampak Lingkungan

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Teknologi pertanian presisi kini semakin berkembang, termasuk penerapannya dalam sistem peternakan. Dalam konteks peternakan yang menjadi penyumbang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, penerapan teknologi presisi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan keberlanjutan sektor peternakan. Penelitian ini mengkaji dampak lingkungan dari penerapan teknologi presisi dalam sistem peternakan, terutama ketika mempertimbangkan penggunaan sumber energi alternatif.

Penelitian ini dilakukan pada dua peternakan sapi perah intensif di Lembah Po bagian atas, yaitu peternakan konvensional (CF) dan peternakan dengan teknologi pertanian presisi (PAF). Dengan pendekatan life cycle assessment (LCA), penelitian ini bertujuan untuk menilai kategori dampak lingkungan utama dari kedua sistem peternakan tersebut, dengan unit analisis 1 kg susu yang telah dikoreksi berdasarkan kadar lemak dan protein. Kategori dampak yang dipilih dalam penelitian ini meliputi potensi pemanasan global, potensi asidifikasi, potensi eutrofikasi, energi tak terbarukan, penggunaan lahan pertanian, dan deplesi fosil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mode referensi di mana semua beban dan dampak lingkungan dialokasikan ke produk utama (susu), PAF menunjukkan dampak yang lebih rendah dibandingkan CF untuk semua kategori dampak kecuali potensi pemanasan global. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi presisi mampu mengurangi banyak dampak negatif, emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Ketika alokasi dilakukan berdasarkan massa dan ekonomi, perilaku dampak dari PAF dan CF cenderung serupa untuk berbagai kategori dampak. Namun, hasil perhitungan menunjukkan bahwa PAF memiliki tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dibandingkan CF. Ini menunjukkan bahwa teknologi pertanian presisi, yang mencakup otomatisasi dan optimasi proses peternakan, dapat memberikan solusi nyata untuk meningkatkan keberlanjutan sektor peternakan.

Dari sudut pandang seorang dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, temuan ini sangat menarik karena menyoroti potensi penerapan energi alternatif dalam sistem peternakan. Penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya atau biogas yang dihasilkan dari limbah peternakan, dapat semakin meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sistem peternakan. Selain itu, optimasi konsumsi energi melalui teknologi presisi dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memperkecil jejak karbon sektor peternakan.

Dalam jangka panjang, otomatisasi dan teknologi presisi di sektor peternakan dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan produktivitas. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya dampak dari penerapan teknologi ini, terutama dalam konteks pemanasan global. Selain itu, kolaborasi antara sektor energi terbarukan dan industri peternakan perlu terus ditingkatkan untuk mencapai solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Kesimpulannya, teknologi pertanian presisi menawarkan solusi yang sangat potensial bagi keberlanjutan sektor peternakan. Dengan penerapan yang tepat, teknologi ini tidak hanya mampu meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga dapat berperan dalam mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas peternakan. Pemanfaatan energi terbarukan dalam sistem ini dapat menjadi langkah penting menuju sistem peternakan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *