Potensi Bagasse Tebu Sebagai Sumber Energi Terbarukan di Andes Ekuador: Peluang dan Tantangan

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Penelitian mengenai penggunaan limbah pertanian sebagai sumber energi terbarukan terus berkembang, terutama dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim global. Salah satu limbah yang memiliki potensi besar adalah bagasse tebu, residu lignoselulosa dari pengolahan tebu, yang dikenal sebagai biomassa generasi kedua. Dalam konteks ini, studi yang dilakukan di wilayah pegunungan Andes, Ekuador, sangat relevan. Ekuador memiliki iklim yang ideal untuk pertanian, terutama budidaya tebu, namun pemanfaatan residu seperti bagasse untuk produksi bioenergi belum dieksplorasi secara optimal.

Penelitian ini mengevaluasi potensi tiga varietas bagasse tebu, yaitu PR 980, CC 85-92, dan CB 40-59, untuk produksi bioenergi melalui proses pembakaran langsung dan cogeneration. Salah satu penemuan penting adalah bahwa varietas CB 40-69 menunjukkan hasil yang paling menjanjikan untuk produksi energi listrik. Dengan nilai kalor kering yang lebih tinggi, yaitu 17,37 ± 1,45 MJ/kg, kandungan material volatil yang signifikan, serta kadar abu yang rendah, varietas ini sangat cocok digunakan dalam sistem cogeneration yang mengkombinasikan produksi listrik dan panas.

Selain performa energi, penelitian ini juga memeriksa komposisi kimiawi dari ketiga varietas bagasse tebu tersebut, yang menunjukkan bahwa kandungan lignin, hemiselulosa, dan selulosa tidak berbeda secara signifikan antar varietas. Hal ini penting karena struktur lignoselulosa sangat berpengaruh terhadap proses pembuatan bioetanol, sehingga ketiga varietas tersebut berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam industri bioetanol berbasis lignoselulosa.

Dari segi produksi biomassa, varietas CB 40-69 juga unggul dengan produksi bagasse tertinggi sebesar 56,32 ton per hektar. Ini merupakan indikator bahwa varietas ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam skala industri. Bagasse tebu, sebagai sumber biomassa yang melimpah di wilayah pertanian seperti Andes Ekuador, menawarkan solusi ekonomi dan lingkungan yang menarik. Penggunaan limbah ini untuk energi terbarukan tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga menambah nilai ekonomi pada produk sampingan pertanian.

Namun, meski hasil penelitian ini menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi untuk mengembangkan industri bioenergi berbasis bagasse di Ekuador. Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung produksi energi berbasis biomassa dalam skala besar. Selain itu, kebijakan pemerintah yang mendukung serta insentif ekonomi juga sangat diperlukan untuk menarik investasi dalam sektor ini.

Pemanfaatan bagasse tebu di Ekuador, khususnya varietas CB 40-69, tidak hanya berkontribusi terhadap produksi energi bersih, tetapi juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat petani. Mengintegrasikan energi terbarukan berbasis limbah pertanian seperti ini dengan sistem pertanian yang berkelanjutan merupakan langkah penting menuju transisi energi yang lebih ramah lingkungan dan tahan lama.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan mendalam mengenai potensi energi terbarukan di Ekuador yang belum banyak dieksplorasi. Dengan optimalisasi proses dan dukungan kebijakan yang tepat, bagasse tebu dapat menjadi sumber energi bersih yang signifikan di wilayah Andes, serta memberi kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim global.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *