Fitoromedia: Solusi Pemulihan Logam Berat dan Penghasil Biogas dari Tanaman Jagung

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Peningkatan pencemaran logam berat (heavy metals, HM) akibat aktivitas manusia telah menjadi masalah serius di lingkungan, terutama di tanah. Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, fitoromedia (phytoremediation) telah diidentifikasi sebagai teknologi ramah lingkungan yang efektif. Dengan menggabungkan tanaman yang toleran dengan mikroorganisme rizosfer tertentu, teknologi ini dapat merangsang proses dekontaminasi logam berat dalam tanah. Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman yang dilaporkan mampu melakukan eksklusi logam berat dari tanah yang tercemar, dan juga memiliki nilai penting sebagai sumber energi.

Dalam penelitian ini, jagung (Zea mays) dikombinasikan dengan Rhizophagus irregularis, sebuah fungi mikoriza arbuskula (AMF), serta Cupriavidus sp. strain 1C2, sebuah bakteri rizobakteria pemacu pertumbuhan tanaman (PGPR), untuk membersihkan tanah yang terkontaminasi logam berat, khususnya kadmium (Cd) dan seng (Zn). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jagung yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi logam berat mampu meningkatkan hasil biomassa hingga sekitar 9% dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada tanah pertanian tanpa pencemaran logam. Selain itu, tanaman ini berhasil menghilangkan sekitar 0,77% kadmium dan 0,13% seng dari tanah yang terkontaminasi.

Yang lebih menarik lagi, biomassa hasil dari fitoromedia jagung ini tidak hanya bermanfaat dalam pemulihan lingkungan, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku dalam produksi biogas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kontaminasi logam berat tidak menghambat proses degradasi anaerobik dari biomassa jagung, dengan produksi biomethane yang tercatat mencapai sekitar 183 mL CH₄ g⁻¹ VS untuk tanaman yang tumbuh di tanah yang tidak terkontaminasi, dan 178 mL CH₄ g⁻¹ VS untuk tanaman yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi.

Dalam konteks energi terbarukan, penelitian ini menawarkan peluang yang sangat menjanjikan. Pemanfaatan biomassa jagung hasil fitoromedia dari tanah yang tercemar tidak hanya membantu dalam pengelolaan pencemaran logam berat, tetapi juga menghasilkan energi dalam bentuk biogas, yang sangat relevan di tengah meningkatnya kebutuhan akan sumber energi yang lebih berkelanjutan. Teknologi ini menunjukkan bahwa upaya pemulihan lingkungan dan produksi energi terbarukan dapat berjalan beriringan.

Keunggulan dari pendekatan ini adalah efisiensi ganda yang ditawarkannya. Di satu sisi, tanaman jagung yang dipadukan dengan mikroorganisme tertentu mampu memperbaiki tanah yang tercemar logam berat, mengurangi kandungan logam yang berbahaya bagi lingkungan. Di sisi lain, biomassa yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi biogas, yang semakin memperkuat peran energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi global.

Dari perspektif Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, inovasi ini sangat relevan. Dengan menggabungkan teknologi fitoromedia dan produksi biogas, kita dapat melihat potensi yang signifikan dalam menciptakan solusi energi yang ramah lingkungan, sekaligus menangani permasalahan pencemaran tanah. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi dalam bentuk energi, tetapi juga dampak lingkungan yang positif melalui perbaikan kualitas tanah dan pengurangan limbah.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan potensi besar dari biomassa jagung hasil fitoromedia sebagai bahan baku untuk produksi biogas yang berkelanjutan. Ini adalah langkah maju dalam upaya mengatasi krisis energi dan pencemaran lingkungan secara bersamaan, yang akan sangat penting dalam pengembangan teknologi energi masa depan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *