Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Kebutuhan energi yang terus meningkat, dipicu oleh perkembangan pesat sektor industri dan otomotif dalam beberapa dekade terakhir, telah mempercepat penurunan sumber daya minyak tak terbarukan. Penelitian yang diulas dalam makalah ini berfokus pada upaya merancang campuran bahan bakar baru guna mengurangi konsumsi bahan bakar, menekan dampak lingkungan dari emisi pembakaran, serta meningkatkan efisiensi mesin. Salah satu strategi yang dikaji adalah penggunaan campuran diesohol, yaitu kombinasi antara diesel dan alkohol, yang bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan tanpa mengorbankan performa mesin.
Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh eksperimen dari berbagai campuran diesohol, terutama campuran diesel dengan propanol dan hexanol dalam proporsi yang berbeda (2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%). Fokus utama dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja mesin pembakaran internal saat propanol dan hexanol dicampur dengan bahan bakar diesel, serta bagaimana campuran ini mempengaruhi efisiensi termal mesin dan konsumsi bahan bakar spesifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan propanol dan hexanol dalam bahan bakar diesel dapat meningkatkan efisiensi termal rem (brake thermal efficiency) dan mengurangi konsumsi bahan bakar spesifik (brake specific fuel consumption), yang sangat penting untuk efisiensi energi.
Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah bahwa campuran diesohol cenderung menghasilkan emisi yang lebih rendah untuk hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan oksigen (O2) dibandingkan bahan bakar diesel murni. Namun, meskipun campuran ini lebih ramah lingkungan dari segi emisi polutan tertentu, penggunaan diesohol justru menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kompromi dalam penggunaan campuran ini, di mana manfaat dalam pengurangan polutan tertentu harus diimbangi dengan perhatian terhadap emisi CO2.
Dalam analisis energi dan exergi yang dilakukan pada mesin diesel dengan campuran diesohol, ditemukan bahwa campuran PH10 (10% propanol dan hexanol) memiliki performa yang paling mendekati bahan bakar diesel murni. Campuran ini hanya mengalami penurunan efisiensi termal rem sebesar 2,37% dibandingkan dengan diesel, sementara konsumsi bahan bakar spesifik meningkat sebesar 3,6%. Namun, yang paling menarik adalah penurunan signifikan pada emisi NOx spesifik sebesar 17,55%, yang merupakan salah satu penyebab utama pencemaran udara dari mesin diesel. Di sisi lain, terdapat peningkatan pada emisi hidrokarbon (HC) sebesar 18,18% dan karbon monoksida (CO) sebesar 33,33%.
Sebagai seorang dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, penelitian ini memberikan wawasan yang penting terkait dengan upaya transisi dari bahan bakar fosil menuju sumber energi yang lebih bersih. Penggunaan campuran alkohol dalam diesel menawarkan alternatif yang menarik untuk mengurangi emisi polutan tertentu dan meningkatkan efisiensi mesin. Namun, hasil penelitian juga menggarisbawahi tantangan yang perlu dihadapi, terutama dalam hal peningkatan emisi CO2 yang masih memerlukan solusi lebih lanjut.
Penelitian ini juga menyajikan pentingnya melakukan analisis menyeluruh pada performa termodinamika mesin, termasuk efisiensi energi dan exergi, untuk memahami dengan lebih baik di mana energi terbuang dan bagaimana proses pembakaran dapat dioptimalkan. Temuan ini penting untuk perkembangan lebih lanjut dalam teknologi bahan bakar campuran yang dapat mendukung efisiensi energi sekaligus menurunkan dampak lingkungan dari sektor transportasi dan industri.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan teknologi bahan bakar alternatif dan transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau. Meskipun masih ada beberapa tantangan dalam implementasi campuran diesohol ini, hasil yang diperoleh menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi polusi udara, yang sangat relevan dengan upaya global untuk menghadapi perubahan iklim dan krisis energi.