Review Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap
Mikroenkapsulasi adalah teknik inovatif yang mampu melindungi senyawa-senyawa sensitif dari kerusakan akibat pengaruh eksternal seperti cahaya, udara, dan suhu. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan pelepasan senyawa secara terkendali sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Dalam penelitian ini, mikroenkapsulasi digunakan untuk menggabungkan ekstrak biji cabai merah Brasil (Schinus terebinthifolius) dengan ekstrak propolis hijau, yang dikenal sebagai sumber propolis utama dari Baccharis dracunculifolia DC, tanaman asli Amerika Selatan. Tujuan utama dari penggabungan ini adalah untuk meningkatkan aktivitas antioksidan melalui interaksi sinergis antara kedua ekstrak, yang kemudian dibandingkan dengan aktivitas masing-masing ekstrak secara individual.
Studi ini menggunakan dua agen enkapsulasi, yaitu maltodekstrin dan gum arab, yang diterapkan melalui dua teknik mikroenkapsulasi berbeda: pengeringan semprot dan pengeringan beku. Kedua teknik ini dievaluasi untuk melihat pengaruhnya terhadap sifat fisikokimia dari kapsul yang dihasilkan. Hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi maltodekstrin dan gum arab memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak biji cabai merah dan propolis hijau. Perlindungan yang lebih baik ini terlihat dari peningkatan efisiensi enkapsulasi serta peningkatan aktivitas antioksidan, dengan peningkatan penghambatan radikal DPPH● sebesar 31%. Ini menunjukkan bahwa mikroenkapsulasi tidak hanya melindungi senyawa bioaktif, tetapi juga mampu memperkuat fungsinya melalui interaksi sinergis.
Dalam hal pelepasan terkendali, penelitian ini menemukan bahwa maltodekstrin memberikan efek perlindungan yang terbaik terhadap senyawa fenolik selama fase pelepasan intestinal (usus). Namun, kombinasi maltodekstrin dan gum arab memberikan perlindungan yang lebih baik selama fase gastrik (lambung), yang penting untuk menjaga stabilitas senyawa di lingkungan asam sebelum memasuki usus. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi kedua agen enkapsulasi tersebut memiliki potensi besar untuk melindungi senyawa bioaktif di sepanjang saluran pencernaan, yang merupakan nilai tambah signifikan dalam aplikasi pangan dan farmasi.
Dari perspektif Teknologi Pangan, penelitian ini membuka peluang besar dalam penggunaan mikroenkapsulasi untuk meningkatkan stabilitas dan efektivitas senyawa bioaktif. Aplikasi teknologi ini bisa sangat luas, termasuk pada industri makanan untuk enkapsulasi rasa, lipid, dan antioksidan, serta dalam industri farmasi untuk pelepasan obat secara terkendali. Perlindungan yang diberikan oleh mikroenkapsulasi terhadap senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan sangat relevan dalam pengembangan produk makanan dan minuman fungsional, di mana stabilitas dan efektivitas senyawa bioaktif sangat penting untuk menjaga kualitas dan manfaat produk bagi konsumen.
Kesimpulannya, mikroenkapsulasi ekstrak biji cabai merah dan propolis hijau menggunakan maltodekstrin dan gum arab sebagai agen enkapsulasi memberikan hasil yang menjanjikan dalam hal perlindungan senyawa bioaktif dan peningkatan aktivitas antioksidan. Teknologi ini memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan produk-produk pangan dan farmasi yang lebih stabil, fungsional, dan efektif, terutama dalam hal menjaga kualitas bahan aktif selama penyimpanan dan pencernaan.