Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
1. Kontribusi Terhadap Transisi Energi dan Pengurangan Emisi
Penghargaan yang diraih oleh PT PLN (Persero) dalam ajang Anugerah Ekonomi Hijau untuk Infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) Ramah Lingkungan adalah pencapaian yang signifikan dalam konteks transisi energi di Indonesia. Pengakuan ini menunjukkan komitmen PLN untuk berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Transisi energi yang dilakukan oleh PLN dengan memperbanyak pembangkit listrik berbasis EBT merupakan langkah krusial dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp) di Jawa Barat, yang menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara, adalah bukti nyata dari upaya ini. Pembangkit ini tidak hanya menyuplai listrik hijau untuk sekitar 50 ribu rumah tangga tetapi juga menjadi simbol pentingnya inovasi dalam pemanfaatan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan.
2. Pengembangan Infrastruktur Energi Terbarukan
PLN telah melakukan upaya signifikan dalam pengembangan infrastruktur EBT di Indonesia. Salah satu proyek yang menonjol adalah PLTS di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan kapasitas 10 megawatt, yang merupakan bagian dari rencana yang lebih besar dengan total kapasitas 50 megawatt. Ini mencerminkan langkah konkret PLN untuk mengintegrasikan teknologi hijau ke dalam pembangunan infrastruktur baru di Indonesia.
Namun demikian, tantangan dalam pengembangan EBT tidak hanya terletak pada pembangunan infrastruktur fisik. Aspek lain yang harus diperhatikan adalah kesiapan jaringan transmisi dan distribusi untuk mengintegrasikan pembangkit EBT ke dalam sistem kelistrikan nasional. Tantangan ini juga mencakup kebutuhan untuk meningkatkan fleksibilitas jaringan dan memastikan stabilitas pasokan listrik, mengingat sifat intermittent atau tidak stabil dari beberapa jenis pembangkit EBT seperti tenaga surya dan angin.
3. Accelerated Renewable Energy Development (ARED)
PLN juga telah merumuskan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang bertujuan untuk mempercepat penetrasi EBT dalam bauran energi nasional. Skenario ini menetapkan target ambisius dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik yang 75% berbasis EBT dan 25% berbasis gas hingga 2040. Strategi ini sejalan dengan agenda global menuju dekarbonisasi sektor energi, dan menunjukkan bahwa PLN menyadari pentingnya peran mereka dalam menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan.
Meskipun demikian, keberhasilan dari skenario ini sangat bergantung pada faktor-faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, regulasi yang mendukung, dan investasi dalam teknologi serta sumber daya manusia. Perlu juga dicatat bahwa pengembangan EBT tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada inisiatif sosial dan ekonomi untuk memastikan bahwa transisi energi ini dapat diterima secara luas oleh masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
4. Dampak Sosial dan Ekonomi
Penghargaan yang diraih PLN juga merupakan pengakuan terhadap dampak sosial dan ekonomi positif yang dapat dihasilkan dari transisi energi. Ekonomi hijau yang diusung oleh PLN melalui pengembangan EBT berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru, pengurangan polusi udara, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ini sesuai dengan pernyataan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), yang menekankan pentingnya ekonomi hijau dalam meningkatkan kesejahteraan manusia dan sosial secara keseluruhan.
Namun, keberlanjutan dari dampak positif ini memerlukan pengawasan dan evaluasi yang terus-menerus untuk memastikan bahwa manfaat dari transisi energi ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang berada di wilayah yang terkena dampak langsung dari pembangunan infrastruktur EBT.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pencapaian PLN dalam menerima penghargaan Anugerah Ekonomi Hijau merupakan langkah maju yang signifikan dalam transisi energi di Indonesia. Namun, untuk mencapai tujuan jangka panjang dari dekarbonisasi dan pembangunan berkelanjutan, diperlukan komitmen yang berkelanjutan, kerjasama lintas sektoral, dan inovasi dalam teknologi serta kebijakan. PLN harus terus memperkuat infrastruktur EBT, mengatasi tantangan teknis dan sosial, serta memastikan bahwa transisi energi ini berjalan dengan adil dan inklusif bagi semua pihak.