Oleh: Muhammad Rafi Farras (SMA Negeri 5 Purwokerto, Jawa Tengah INDONESIA)
Berita mengenai polusi di Sungai Seine yang menjadi perhatian pada Olimpiade Paris 2024 mengangkat beberapa isu kesehatan yang penting. Dua atlet triathlon dari Belgia dan Swiss mengalami sakit setelah berenang di sungai tersebut. Meskipun hubungan langsung antara penyakit mereka dan kualitas air belum bisa dipastikan, isu ini menarik perhatian karena adanya kontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli) di Sungai Seine.
Apa Itu E. coli?
E. coli adalah bakteri yang umumnya hidup di dalam usus manusia dan hewan. Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya dan merupakan bagian dari sistem pencernaan yang sehat. Namun, beberapa jenis E. coli bisa menyebabkan infeksi serius yang ditandai dengan gejala seperti diare, demam, dan kram perut. Infeksi ini bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Kontaminasi Air dan Dampaknya
Kontaminasi bakteri E. coli di Sungai Seine diduga disebabkan oleh hujan lebat yang mencuci limbah dari daerah sekitarnya ke dalam sungai. Ini adalah masalah yang tidak hanya terjadi di Paris, tetapi juga di banyak tempat lain di dunia, termasuk Inggris. Sungai-sungai seperti Thames dan Tone juga diketahui terkontaminasi bakteri ini.
Berenang di perairan yang terkontaminasi dengan feses berisiko tinggi terhadap infeksi E. coli dan patogen lainnya. Dr. Simon Clarke dari University of Reading menjelaskan bahwa limbah dari perusahaan air atau hewan ternak bisa menjadi sumber kontaminasi ini.
Risiko dan Gejala Infeksi E. coli
Infeksi E. coli biasanya menyebabkan gejala seperti diare, sakit perut, dan muntah. Pada beberapa kasus, infeksi ini bisa menjadi lebih serius, terutama jika bakteri masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ lain. Salah satu jenis E. coli yang paling berbahaya adalah Shiga toxin-producing E. coli (STEC), yang bisa menyebabkan diare berdarah dan kondisi yang mengancam nyawa seperti sindrom uremik hemolitik (HUS), terutama pada anak-anak.
Selain E. coli, perairan yang terkontaminasi juga bisa mengandung patogen lain seperti cacing pita dan virus hepatitis, yang bisa menyebabkan berbagai gejala dari mual hingga kerusakan hati.
Kualitas Air di Sungai Seine
Profesor Paul Hunter dari University of East Anglia menyatakan bahwa keberadaan E. coli di Sungai Seine tidak selalu berarti bahaya besar. E. coli ditemukan dalam tinja manusia, dan kehadirannya dalam air seringkali digunakan sebagai indikator pencemaran tinja. Jika ada E. coli dalam jumlah besar, mungkin ada kuman lain seperti Norovirus atau Campylobacter yang lebih berbahaya.
Meskipun demikian, STEC merupakan jenis E. coli yang sangat dikhawatirkan, meskipun jarang terdeteksi dalam tes air rekreasi karena jumlahnya yang sangat kecil.
Kesimpulan
Kontaminasi E. coli di Sungai Seine menjadi perhatian serius, terutama karena potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan bagi para atlet dan masyarakat. Mengatasi masalah ini membutuhkan pemantauan ketat dan langkah-langkah pencegahan untuk memastikan air yang digunakan untuk keperluan rekreasi aman. Sebagai siswa SMA yang mempelajari sains, kita bisa memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Selain itu, informasi ini mengingatkan kita akan pentingnya penelitian dan pengembangan teknologi untuk mendeteksi dan menangani kontaminasi mikroba di lingkungan.