Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit (EFB) sebagai sumber energi terbarukan merupakan topik yang semakin relevan di Indonesia, mengingat besarnya volume limbah ini dan potensi energi yang terkandung di dalamnya. Kajian ini yang menggunakan software simulasi proses seperti Aspen Plus untuk memodelkan dan menganalisis produksi syngas dari EFB dan konversinya menjadi listrik adalah langkah maju dalam mengeksplorasi solusi energi berkelanjutan di Indonesia.
ANALISIS PROSES GASIFIKASI
Kajian ini memfokuskan pada gasifikasi EFB menggunakan model simulasi yang dikembangkan di Aspen Plus V14. Proses gasifikasi yang dilakukan pada suhu 850˚C dengan rasio steam/biomassa 1,0 menghasilkan komposisi syngas yang didominasi oleh H₂ (39,89 vol%), CO (16,03 vol%), dan CO₂ (11,86 vol%). Hasil ini menunjukkan efisiensi yang cukup baik dalam memproduksi syngas yang kaya akan hidrogen, yang merupakan indikator penting untuk aplikasi energi dan bahan bakar yang bersih.
PRODUKSI LISTRIK MELALUI SIKLUS RANKINE ORGANIK
Kajian ini juga mengintegrasikan model pembangkit listrik berbasis siklus Rankine organik (ORC) untuk mengkonversi syngas menjadi listrik, menghasilkan tenaga sebesar 5,34 MW dari turbin gas. Penggunaan ORC dalam sistem ini adalah pilihan yang tepat karena efisiensinya dalam menangani sumber panas yang relatif rendah seperti syngas, serta fleksibilitasnya dalam menggunakan berbagai jenis fluida kerja.
EFISIENSI ENERGI DAN INTEGRASI TERMAL
Salah satu poin kunci dari studi ini adalah analisis energi yang menunjukkan bahwa sistem ini mampu memenuhi 54% kebutuhan utilitas dari panas proses yang dihasilkan. Ini merupakan temuan yang signifikan, menunjukkan potensi besar dalam mengurangi ketergantungan pada sumber energi eksternal dan meningkatkan efisiensi keseluruhan sistem.
ASPEK LINGKUNGAN DAN KEBERLANJUTAN
Pemanfaatan EFB untuk produksi syngas dan listrik tidak hanya menawarkan solusi untuk mengurangi limbah biomassa yang tidak terpakai, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon melalui penggantian bahan bakar fosil. Dengan kata lain, kajian ini mendukung upaya menuju ekonomi sirkular dan energi berkelanjutan.
TANTANGAN DAN PELUANG
Namun demikian, kajian ini juga perlu mempertimbangkan tantangan praktis dalam implementasi teknologi ini di lapangan. Misalnya, ketersediaan dan distribusi EFB di Indonesia yang tidak merata, serta kebutuhan akan infrastruktur yang memadai untuk mendukung operasi gasifikasi dan ORC. Selain itu, meskipun simulasi memberikan gambaran awal yang berguna, uji coba di lapangan akan sangat penting untuk memvalidasi model dan mengatasi potensi masalah teknis yang mungkin muncul.
KESIMPULAN
Kajian ini memberikan wawasan yang berharga mengenai potensi pemanfaatan EFB sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia. Integrasi proses gasifikasi dengan pembangkit listrik melalui siklus Rankine organik menunjukkan efisiensi yang menjanjikan dan kontribusi yang signifikan terhadap keberlanjutan energi. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan upaya lebih lanjut dalam hal studi lapangan, pengembangan infrastruktur, serta dukungan kebijakan dari pemerintah untuk mendorong adopsi teknologi ini secara lebih luas. Dengan demikian, studi ini tidak hanya relevan secara akademis tetapi juga memiliki implikasi praktis yang dapat berdampak positif terhadap sektor energi dan lingkungan di Indonesia.