Digitalisasi dan Energi Hijau sebagai Jalan menuju Masyarakat Berkelanjutan Indonesia

Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Di tengah gempuran krisis iklim dan kerusakan lingkungan global, digitalisasi muncul sebagai katalisator penting dalam membangun sistem energi yang lebih bersih, adil, dan berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia yang sedang gencar menggalakkan transisi energi, integrasi teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), big data analytics, dan smart grid bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis.

Digitalisasi memiliki potensi besar untuk mentransformasi sektor energi, pangan, dan air—tiga pilar utama dalam kerangka food-water-energy nexus. Melalui pemanfaatan sistem sensor pintar dan platform data real-time, pertanian presisi dapat diwujudkan, efisiensi air dalam irigasi bisa ditingkatkan, dan sistem pembangkit energi terbarukan seperti tenaga surya atau biomassa dapat dioptimalkan sesuai pola konsumsi masyarakat. Di sinilah teknologi digital memberi harapan konkret dalam mendorong produktivitas tanpa mengorbankan daya dukung lingkungan.

Dalam sektor energi khususnya, digitalisasi menjadi tulang punggung pengembangan smart energy system yang mampu menyeimbangkan pasokan dan permintaan listrik secara dinamis. Sistem berbasis AI (kecerdasan buatan) dan machine learning kini digunakan untuk memprediksi konsumsi energi, mengelola intermitensi energi terbarukan seperti surya dan angin, serta mengurangi pemborosan melalui efisiensi energi end-to-end. Untuk wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, model seperti microgrid digital bisa menjadi solusi pemerataan energi di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Namun demikian, keberhasilan transformasi digital menuju energi berkelanjutan tak hanya bergantung pada teknologi. Partisipasi masyarakat, literasi digital, dan inklusi menjadi kunci agar digitalisasi tidak justru memperlebar kesenjangan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, kampus, dan pelaku industri untuk bersama-sama memperkuat kapasitas SDM lokal, membuka akses data energi secara transparan, dan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam riset dan inovasi energi digital.

Strategi Hilirisasi Digitalisasi Energi di Indonesia

Untuk mempercepat dampak nyata dari digitalisasi dalam sistem energi Indonesia, perlu dirumuskan strategi hilirisasi berbasis kemandirian teknologi dan keberpihakan pada rakyat. Pertama, pemerintah harus mengarahkan investasi pada pengembangan platform digital energi nasional yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah, pelaku UMKM energi, hingga koperasi desa. Platform ini memungkinkan pengelolaan data energi, pemantauan real-time, serta manajemen aset energi terbarukan berbasis komunitas.

Kedua, dukungan riset terapan di perguruan tinggi dan lembaga litbang harus difokuskan pada penciptaan hardware-software integration yang relevan untuk kondisi tropis dan infrastruktur Indonesia, seperti kontrol cerdas untuk PLTS hybrid, atau sistem monitoring digital untuk tungku biomassa efisien.

Ketiga, hilirisasi digitalisasi harus menciptakan ekosistem bisnis baru di bidang energi bersih, mulai dari manufaktur sensor lokal, pengembangan aplikasi energi berbasis AI, hingga startup pengelola platform smart energy berbasis masyarakat. Ini bisa diperkuat dengan insentif fiskal, regulasi yang mendukung interoperabilitas data, dan skema kemitraan publik-swasta.

Kesimpulan

Akhirnya, digitalisasi bukanlah tujuan akhir, melainkan alat strategis untuk merealisasikan keadilan energi dan pembangunan rendah karbon. Dengan strategi hilirisasi yang tepat dan berpihak pada rakyat, Indonesia berpeluang memimpin bukan hanya dalam transisi energi, tetapi juga dalam membangun peradaban digital yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *