Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Keamanan pangan adalah salah satu aspek kritis yang memerlukan perhatian mendalam dalam penelitian ilmiah dan teknologi pangan. Dalam upaya untuk menilai potensi risiko yang terkait dengan konsumsi bahan pangan, pemilihan organisme model yang tepat sangat penting. Salah satu organisme model yang semakin populer dalam studi toksikologi pangan adalah ikan zebra (Danio rerio). Ikan zebra dikenal karena kemiripan genetiknya dengan manusia, dengan sekitar 70% gen manusia memiliki setidaknya satu ortolog pada ikan zebra. Hal ini membuat ikan zebra menjadi model yang sangat berharga dalam penelitian biomedis dan toksikologi.
Ikan zebra memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan ideal sebagai organisme model. Pertama, siklus hidupnya yang pendek dan kemampuan reproduksi yang tinggi memungkinkan peneliti untuk melakukan studi jangka panjang dan mendapatkan hasil dengan cepat. Selain itu, ikan zebra mudah dipelihara dan biayanya relatif rendah, menjadikannya pilihan yang ekonomis untuk penelitian. Keuntungan lain dari ikan zebra, terutama embrionya, adalah sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan, yang memungkinkan mereka berfungsi sebagai biosensor yang efektif dalam penilaian toksikologi.
Tinjauan ini memberikan ringkasan yang sistematis dan komprehensif tentang penggunaan ikan zebra dalam studi toksikologi pangan. Artikel ini dimulai dengan memperkenalkan mekanisme multidimensi dari penilaian toksikologi pangan dan studi hubungan struktur-aktivitas yang relevan. Penulis kemudian mengklasifikasikan studi-studi tersebut berdasarkan delapan jenis bahaya dalam pangan, termasuk mikotoksin, pestisida, antibiotik, logam berat, pengganggu endokrin, aditif pangan, nanopartikel, dan bahan terkait pangan lainnya. Klasifikasi ini memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai aspek yang diteliti menggunakan ikan zebra sebagai model.
Selain itu, tinjauan ini juga mencakup penerapan ikan zebra dalam studi toksikologi pangan dan menyajikan prospek penelitian di masa depan. Hal ini penting untuk memajukan pemahaman kita tentang bagaimana bahan-bahan pangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan untuk mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin tidak terlihat dalam studi awal. Penulis menekankan bahwa ikan zebra dapat menawarkan wawasan berharga bagi para peneliti dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan standar keamanan pangan yang lebih baik dan lebih efektif.
Secara keseluruhan, tinjauan ini menyediakan referensi berharga dan komprehensif bagi para peneliti di bidang ilmu pangan. Dengan memanfaatkan kekuatan ikan zebra sebagai organisme model, penelitian toksikologi pangan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan informatif, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan keamanan pangan global.