Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Dalam beberapa dekade terakhir, resistensi mikroba telah menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang paling mendesak. Penggunaan antibiotik yang luas dan seringkali sembarangan telah memicu peningkatan resistensi mikroba, membuat banyak infeksi bakteri yang dulunya dapat diobati, kini menjadi ancaman serius. Menyikapi hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021 menempatkan resistensi antimikroba sebagai salah satu dari sepuluh ancaman utama bagi kesehatan masyarakat global.
Beberapa patogen bakteri utama seperti Escherichia coli yang resistan terhadap sefalosporin generasi ketiga, Staphylococcus aureus yang resistan terhadap methicillin, serta Acinetobacter baumannii yang resistan terhadap karbapenem, telah diidentifikasi memiliki tingkat kematian terkait resistensi yang sangat tinggi. Hal ini menuntut solusi inovatif yang mampu menjawab tantangan resistensi ini.
Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah pengembangan teknologi farmasi berbasis nanosains dan sistem pengiriman obat. Nanoteknologi, yang mencakup material berukuran antara 1 hingga 100 nanometer, telah menunjukkan potensi besar dalam mengatasi masalah resistensi mikroba. Material dalam skala nano memiliki sifat yang berubah secara signifikan dibandingkan dengan skala yang lebih besar, sehingga memberikan peluang untuk menciptakan agen antimikroba yang lebih efektif.
Nanoteknologi dalam ilmu kesehatan telah menjadi topik yang sangat diminati, terutama karena potensinya dalam aplikasi klinis, praklinis, dan kombinatorial. Melalui tinjauan ini, kita dapat melihat bagaimana nanoteknologi dapat dikembangkan sebagai strategi inovatif untuk mengatasi infeksi bakteri yang resisten terhadap berbagai obat. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan solusi yang lebih efektif, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan terapi masa depan yang lebih tahan terhadap ancaman resistensi mikroba yang terus berkembang.
Dengan pendekatan yang tepat, nanoteknologi berpotensi menjadi salah satu pilar utama dalam perlawanan global terhadap resistensi mikroba, memberikan harapan baru dalam dunia kesehatan yang terus berkembang.