Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Dalam dunia teknologi pangan, kurkumin telah lama menjadi perhatian utama karena sifat bioaktifnya yang menjanjikan, terutama dalam hal aktivitas antioksidan dan potensinya sebagai agen antitumor. Namun, satu tantangan besar dalam penggunaannya adalah keterbatasan bioavailabilitas, stabilitas, dan kelarutan air yang rendah, yang membuat kurkumin sulit untuk diaplikasikan secara efektif dalam produk pangan. Untuk mengatasi tantangan ini, studi terbaru ini memperkenalkan nanopartikel komposit yang terbuat dari natrium kaseinat dan karboksimetilpakhimaran (CMP) yang dirancang untuk menginkapsulasi kurkumin dengan lebih efisien.
Nanopartikel komposit yang dibuat dalam studi ini memiliki struktur berbentuk bulat yang dikarakterisasi melalui berbagai teknik seperti Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Spektroskopi fluoresensi, Fourier Transform Infrared (FTIR), dan X-ray Diffraction (XRD) digunakan untuk mengungkapkan bahwa pembentukan nanopartikel ini didorong oleh ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, dan interaksi elektrostatik. Menariknya, nanopartikel menunjukkan ukuran partikel yang lebih kecil, dispersi yang lebih baik, dan efisiensi enkapsulasi yang lebih tinggi pada rasio massa natrium kaseinat terhadap CMP sebesar 3:5, dengan ukuran partikel mencapai 166,8 nm dan efisiensi enkapsulasi sebesar 88,07%.
Nanopartikel komposit ini tidak hanya unggul dalam hal enkapsulasi, tetapi juga menunjukkan stabilitas fisik yang baik, aktivitas antioksidan yang signifikan, serta efek pelepasan berkelanjutan yang diujicobakan dalam simulasi in vitro saluran usus. Efek pelepasan berkelanjutan ini sangat penting karena mampu mencegah pelepasan kurkumin yang terlalu cepat di dalam cairan lambung, yang biasanya dapat menurunkan efektivitas kurkumin sebelum mencapai usus di mana penyerapan utama terjadi.
Selain keunggulan dalam pengiriman dan stabilitas, nanopartikel komposit yang dihasilkan juga menunjukkan biokompatibilitas yang baik dan potensi penghambatan pertumbuhan sel tumor, khususnya pada sel kanker usus besar (HT-29). Hal ini menunjukkan bahwa nanopartikel ini tidak hanya efektif dalam pengiriman kurkumin, tetapi juga aman digunakan dalam aplikasi pangan, sekaligus memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen terapi dalam pengobatan kanker.
Secara keseluruhan, penggunaan CMP dan natrium kaseinat sebagai pembawa dalam nanopartikel ini membuka jalan baru yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk membangun sistem pengiriman bahan bioaktif. Dengan meningkatnya permintaan akan produk pangan fungsional yang tidak hanya bergizi tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan tambahan, inovasi ini dapat memainkan peran penting dalam pengembangan produk pangan masa depan. Bagi industri pangan, teknologi ini menawarkan solusi potensial untuk tantangan yang selama ini dihadapi dalam pengembangan formulasi bahan aktif seperti kurkumin, sehingga memungkinkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi di pasar.