Efek Positif dari Makanan Ringan Sehat: Bagaimana Mesin Penjual di Pusat Olahraga Mengurangi Kalori Tanpa Mengurangi Penjualan

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Sebagai seorang Dosen Teknologi Pangan, studi mengenai dampak peningkatan ketersediaan makanan ringan yang lebih sehat di pusat rekreasi Inggris ini sangat relevan dalam konteks upaya global untuk mempromosikan pola makan sehat. Penelitian ini secara khusus menyoroti bagaimana kebijakan intervensi di tempat umum, seperti pusat olahraga, dapat mempengaruhi pola pembelian dan konsumsi makanan ringan. Menggunakan Standar Pembelian Pemerintah untuk Layanan Makanan dan Katering (GBSF) sebagai panduan, intervensi ini bertujuan untuk memperbanyak pilihan produk yang lebih sehat di mesin penjual otomatis, sambil mengevaluasi dampaknya terhadap asupan kalori, lemak, gula, dan garam.

Penelitian ini menggunakan metode pra-pasca dan analisis deret waktu terputus, yang merupakan pendekatan yang efektif untuk mengevaluasi dampak intervensi di dunia nyata. Dalam hal ini, peneliti menganalisis perubahan pola pembelian konsumen setelah peningkatan ketersediaan pilihan makanan yang lebih sehat di mesin penjual otomatis di 15 pusat olahraga di Leeds, Inggris. Pendekatan ini sangat tepat karena memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana intervensi mempengaruhi pilihan konsumen dalam waktu yang relatif panjang, serta mampu memisahkan efek intervensi dari variabel eksternal lainnya.

Salah satu temuan utama penelitian ini adalah adanya pengurangan signifikan dalam jumlah energi yang dibeli setelah peningkatan ketersediaan pilihan sehat. Penurunan energi yang dibeli, sebesar 47,25 MJ per mesin dan 279 kJ per unit produk, menunjukkan bahwa memperbanyak pilihan makanan ringan yang lebih sehat dapat mengurangi konsumsi kalori secara keseluruhan. Ini sangat penting dalam konteks masalah obesitas dan penyakit terkait pola makan yang tidak sehat, yang sering kali dikaitkan dengan konsumsi makanan ringan tinggi kalori.

Menariknya, pengurangan juga terjadi dalam hal lemak, gula, dan garam yang terkandung dalam produk yang dibeli, dengan pengecualian pada produk cokelat kembang gula. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada keberhasilan dalam mengurangi konsumsi nutrisi yang kurang sehat secara umum, cokelat tetap menjadi pilihan populer di kalangan konsumen, yang mungkin menandakan adanya preferensi rasa yang kuat atau kebiasaan konsumsi tertentu. Di sisi lain, nutrisi per unit produk juga mengalami penurunan di sebagian besar kategori produk, menunjukkan bahwa pilihan yang lebih sehat ini tidak hanya mengurangi total kalori, tetapi juga meningkatkan kualitas nutrisi produk yang tersedia.

Salah satu kekhawatiran utama dalam pengenalan standar nutrisi yang lebih ketat adalah potensi dampaknya terhadap penjualan. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa memperkenalkan pilihan yang lebih sehat tidak secara substansial mempengaruhi penjualan. Ini merupakan temuan yang penting karena menunjukkan bahwa konsumen masih bersedia membeli makanan ringan di mesin penjual otomatis, meskipun pilihan yang lebih sehat tersedia dalam proporsi yang lebih besar. Dengan demikian, kekhawatiran tentang potensi penurunan pendapatan akibat peralihan ke produk sehat dapat diminimalisir.

Hasil penelitian ini memberikan dukungan bagi kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan produk sehat di tempat umum seperti pusat olahraga. Dengan adanya bukti bahwa intervensi ini dapat mengurangi konsumsi energi tanpa menurunkan penjualan, ada potensi besar untuk mereplikasi pendekatan serupa di berbagai tempat umum lainnya, seperti sekolah, kantor, atau fasilitas publik lainnya.

Namun, salah satu tantangan utama adalah mengatasi preferensi konsumen yang tetap tinggi terhadap produk cokelat, yang tidak mengalami penurunan yang signifikan dalam konsumsi nutrisi kurang sehat. Ini menunjukkan bahwa upaya tambahan, seperti edukasi konsumen mengenai manfaat kesehatan dari pilihan makanan yang lebih sehat, mungkin diperlukan untuk mengubah preferensi tersebut.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan ketersediaan makanan ringan sehat di mesin penjual otomatis dapat efektif dalam mengurangi konsumsi kalori dan nutrisi tidak sehat lainnya, tanpa merugikan penjualan. Intervensi ini memberikan contoh yang baik tentang bagaimana kebijakan berbasis bukti dapat diterapkan untuk mempromosikan pola makan yang lebih sehat di tempat-tempat umum. Namun, perubahan perilaku konsumen yang lebih mendalam mungkin memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk edukasi dan promosi produk sehat secara lebih intensif.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *