Review Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap
Studi yang mengupas tentang ekstraksi polifenol dan pektin dari ampas apel ini sangat menarik dan relevan dalam konteks pemanfaatan limbah pertanian, khususnya untuk menghasilkan bahan pangan bernilai tambah. Polifenol dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, dan melalui metode sederhana menggunakan etanol, polifenol dapat diekstraksi secara efisien. Ini menunjukkan bahwa pendekatan ini ramah lingkungan dan ekonomis, membuka peluang besar untuk aplikasi dalam produk pangan fungsional yang semakin dicari pasar.
Ekstraksi pektin dengan air subkritis adalah aspek inovatif yang patut diapresiasi. Penggunaan air subkritis pada suhu dan pH yang berbeda memungkinkan isolasi berbagai jenis pektin dengan karakteristik spesifik. Suhu yang lebih tinggi dan pH asam terbukti lebih efektif dalam menghasilkan pektin dengan hasil yang lebih tinggi. Temuan ini sangat penting, karena pektin tidak hanya sebagai bahan pembentuk gel dalam produk pangan, tetapi juga berpotensi sebagai pengemulsi alami yang ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia sintetis.
Fakta bahwa berbagai jenis pektin, seperti homogalakturonan linier (HG) dan rhamnogalakturonan (RG-I), dapat dipisahkan hanya dengan mengatur waktu dan kondisi proses, memberikan fleksibilitas besar bagi produsen pangan dalam menciptakan produk dengan tekstur dan stabilitas yang berbeda. Kemampuan untuk mengontrol tingkat metoksilasi pektin juga memberikan kontrol penuh terhadap sifat reologis pektin, seperti kekuatan gel dan kapasitas pengemulsinya. Hal ini bisa menjadi game-changer dalam industri pangan, di mana kebutuhan akan pengemulsi alami yang efektif dan stabil semakin meningkat.
Menariknya, pektin dengan kandungan metoksil rendah dapat diperoleh langsung dari ampas apel tanpa perlu proses derivatisasi konvensional, yang biasanya memerlukan biaya dan energi lebih tinggi. Ini berarti ekstraksi pektin dari limbah apel bisa lebih efisien dan lebih murah, sekaligus memberikan produk yang lebih alami dan ramah lingkungan.
Dari sisi aplikasi, pektin dengan kandungan metoksil tinggi menunjukkan kapasitas pengemulsi yang lebih baik, yang tentunya sangat diharapkan dalam industri makanan. Penggunaan pektin sebagai pengemulsi alami dapat mengurangi ketergantungan pada emulsifier sintetis, sehingga menciptakan produk pangan yang lebih sehat dan lebih alami.
Secara keseluruhan, studi ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana teknologi ekstraksi air subkritis dapat mengoptimalkan penggunaan limbah pertanian, seperti ampas apel, menjadi bahan yang bernilai tinggi. Potensinya dalam industri pangan sangat besar, terutama dalam menghasilkan produk yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan berkualitas tinggi. Penelitian ini tidak hanya memberikan solusi inovatif, tetapi juga mempertegas pentingnya keberlanjutan dalam proses produksi pangan.