Review Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap
Nanoteknologi telah menunjukkan potensinya di berbagai bidang, termasuk sektor pangan, yang semakin berkembang dengan memanfaatkan inovasi ini untuk meningkatkan kualitas, keamanan, dan kesehatan konsumen. Dalam konteks pangan, nanoteknologi menghadirkan berbagai aplikasi canggih, termasuk pengembangan makanan pintar yang dapat memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan meningkatkan efektivitas pengiriman zat gizi melalui sistem yang ditargetkan. Teknologi nanoenkapsulasi, yang merupakan bagian dari nanoteknologi, memungkinkan pembungkusan komponen bioaktif ke dalam struktur nano yang memberikan keuntungan dalam hal stabilitas, kelarutan, bioavailabilitas, dan perlindungan terhadap disintegrasi zat pintar tersebut.
Teknologi nanoenkapsulasi dalam sektor pangan menawarkan berbagai keuntungan. Dengan nanoenkapsulasi, zat gizi atau komponen bioaktif seperti vitamin, mineral, atau senyawa fungsional lainnya dapat lebih mudah diserap oleh tubuh. Selain itu, teknologi ini juga membantu melindungi senyawa bioaktif dari degradasi selama penyimpanan atau proses pencernaan. Penggunaan nanoteknologi dalam pengembangan makanan pintar bisa menjadi langkah revolusioner dalam upaya meningkatkan nutrisi masyarakat dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Makanan yang diperkaya dengan komponen nanoenkapsulasi tidak hanya memberikan nilai gizi yang lebih tinggi tetapi juga lebih stabil dan aman dikonsumsi.
Namun, meskipun nanoteknologi menawarkan potensi besar, ada sejumlah tantangan dalam aplikasinya di industri pangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menentukan teknik optimal untuk memproduksi nanomaterial atau nanostruktur yang tepat untuk berbagai komponen bioaktif. Fabrikasi nanomaterial memerlukan pendekatan yang hati-hati, karena berbagai bentuk nanostruktur dapat memiliki tingkat efektivitas yang berbeda untuk molekul bioaktif tertentu. Selain itu, kesesuaian nanostruktur tersebut terhadap sifat komponen yang diinginkan juga menjadi tantangan dalam pengembangan makanan pintar. Misalnya, beberapa komponen bioaktif mungkin membutuhkan struktur nano yang lebih kompleks untuk dapat terdistribusi dengan baik dalam tubuh.
Selain tantangan teknis, ada juga pertanyaan tentang keamanan dan regulasi yang harus dipertimbangkan dalam aplikasi nanoteknologi pada pangan. Penggunaan nanomaterial dalam makanan masih menjadi topik perdebatan di kalangan ahli dan regulator, mengingat bahwa bahan pada skala nano dapat memiliki sifat yang sangat berbeda dibandingkan dengan bentuk makronya. Oleh karena itu, penting bagi produsen dan peneliti untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan sesuai dengan standar peraturan yang berlaku. Regulasi terkait nanomaterial dalam pangan harus diperbarui secara berkala seiring dengan perkembangan teknologi dan penemuan terbaru mengenai efek jangka panjang dari konsumsi nanomaterial.
Sebagai seorang Dosen Teknologi Pangan, penting untuk menyoroti bahwa meskipun nanoteknologi memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan nutrisi dan efektivitas makanan pintar, aplikasi ini harus dilakukan dengan pendekatan yang hati-hati. Pengembangan sistem nanoenkapsulasi memerlukan penelitian yang mendalam untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya dalam jangka panjang. Selain itu, diperlukan kolaborasi antara industri, peneliti, dan regulator untuk mengatasi tantangan teknis serta memastikan bahwa produk nanoteknologi yang dihasilkan aman bagi konsumen dan lingkungan.
Nanoteknologi tidak hanya membawa harapan baru dalam meningkatkan kualitas pangan, tetapi juga membuka pintu bagi inovasi lebih lanjut dalam bidang nutraseutika dan makanan fungsional. Meskipun ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, dengan kemajuan yang terus berlangsung dalam teknik fabrikasi nanomaterial dan pengembangan sistem pengiriman yang ditargetkan, kita dapat berharap bahwa makanan pintar yang menggunakan teknologi nano akan menjadi solusi masa depan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia. Tantangan regulasi dan keselamatan juga harus diatasi dengan cepat, mengingat potensi luas nanoteknologi dalam mendukung inovasi pangan berkelanjutan yang lebih baik.
Dengan demikian, nanoteknologi diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi besar dalam revolusi industri pangan, menciptakan makanan yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih ramah lingkungan untuk generasi mendatang.