Review Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap
Aglomerasi sferis telah menjadi salah satu metode intensifikasi proses yang menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam pengolahan produk padat. Proses ini memungkinkan pengurangan langkah-langkah pemrosesan, peningkatan kompresibilitas, kemampuan alir, dan kemampuan pengemasan produk. Namun, potensi aglomerasi sferis dalam konteks konservasi energi dan pengurangan emisi karbon masih kurang dieksplorasi, terutama dalam proses penyaringan dan pengeringan. Studi ini menggunakan asam benzoat—sebuah pengawet makanan umum sekaligus prekursor dalam sintesis industri—sebagai model untuk mengevaluasi dampak aglomerasi sferis terhadap efisiensi energi dalam pengeringan produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa butiran bulat yang dihasilkan oleh proses aglomerasi sferis memiliki beberapa keunggulan signifikan dibandingkan dengan kristal halus asam benzoat. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan untuk mengurangi kadar air awal pada kue saring, yang secara langsung mempersingkat waktu pengeringan. Selain itu, aglomerat sferis mampu meningkatkan laju pengeringan hingga 24% lebih cepat dibandingkan dengan kristal halus. Hal ini sangat penting karena proses pengeringan merupakan salah satu tahap yang paling banyak mengonsumsi energi dalam pengolahan produk padat. Dengan kata lain, aglomerasi sferis memiliki potensi besar untuk mengurangi konsumsi energi secara signifikan dalam proses pengeringan, dengan pengurangan konsumsi energi hingga 71%.
Dari sudut pandang teknologi pangan, hal ini menunjukkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksi makanan dan bahan kimia terkait. Dalam industri pangan, pengeringan merupakan salah satu metode utama untuk memperpanjang umur simpan produk dan memastikan kualitas bahan tetap terjaga. Dengan mempercepat laju pengeringan, tidak hanya menghemat energi, tetapi juga menjaga integritas bahan aktif yang terkandung dalam produk tersebut, seperti vitamin, mineral, atau zat pengawet.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa aglomerasi sferis menawarkan ketahanan kue yang lebih rendah pada fase filtrasi. Ketahanan kue yang lebih rendah berarti filtrasi menjadi lebih efisien, dan pengurangan kadar air pada awal pengeringan mengurangi beban energi secara keseluruhan. Kombinasi dari peningkatan filtrasi dan efisiensi pengeringan ini menunjukkan bahwa aglomerasi sferis bukan hanya sekadar teknologi untuk memperbaiki sifat fisik produk, tetapi juga merupakan solusi efektif dalam menghemat energi.
Yang lebih menarik adalah temuan bahwa beberapa parameter operasional, seperti pencucian kue filter dan volume cairan penghubung, memiliki dampak minimal pada perilaku pengeringan. Sebaliknya, pilihan jenis cairan penghubung dan massa asam benzoat yang ditangani dalam satu batch memberikan perbedaan yang signifikan terhadap laju pengeringan. Ini menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti jenis pelarut yang digunakan dan jumlah bahan yang diproses per batch harus diperhatikan dengan cermat untuk mengoptimalkan proses aglomerasi sferis.
Suhu pengeringan juga ditemukan memiliki dampak signifikan pada perilaku pengeringan dan konsumsi energi total. Pengendalian suhu pengeringan yang tepat dapat membantu mengoptimalkan efisiensi energi dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Ini sangat penting dalam industri pangan, di mana suhu yang tidak tepat dapat merusak kualitas organoleptik (seperti rasa, warna, dan aroma) atau kandungan nutrisi produk akhir.
Kesimpulannya, aglomerasi sferis menawarkan solusi teknologi yang efektif dalam meningkatkan efisiensi proses penyaringan dan pengeringan, khususnya dalam industri yang memerlukan pengolahan produk padat. Dengan pengurangan konsumsi energi hingga 71% dan peningkatan laju pengeringan yang signifikan, metode ini berpotensi mengurangi biaya produksi sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi jejak karbon dari proses pengolahan. Teknologi ini, jika diterapkan secara luas, dapat menjadi salah satu langkah penting dalam mendukung industri pangan yang lebih ramah lingkungan dan efisien energi di masa depan.