Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Ulva rigida, yang lebih dikenal sebagai sea lettuce atau selada laut, merupakan sumber protein nabati yang kaya dan memiliki manfaat gizi yang luar biasa. Alga hijau ini mulai mendapatkan perhatian dalam industri pangan sebagai bahan fungsional berbasis nabati yang potensial untuk masa depan. Melalui penelitian terbaru, penggunaan pretreatment alkali terbukti dapat meningkatkan proses ekstraksi protein yang dibantu oleh ultrasonik dari biomassa Ulva rigida. Penelitian ini menyoroti berbagai faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi protein, seperti jenis pelarut, rasio biomassa-pelarut, persiapan biomassa, serta siklus ekstraksi. Hasilnya menunjukkan bahwa biomassa Ulva rigida memiliki kandungan protein yang tinggi dan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan produk pangan fungsional.
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan pretreatment alkali memberikan hasil ekstraksi protein yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan asam atau air suling. Dengan menggunakan konsentrasi alkali yang lebih tinggi, ekstraksi protein dari Ulva rigida dapat dimaksimalkan. Selain itu, rasio biomassa-pelarut yang tinggi, yaitu 1:10 atau 0.1 g mL-1, juga memberikan peningkatan signifikan dalam jumlah protein yang diekstraksi. Ini menunjukkan bahwa optimasi kondisi ekstraksi merupakan kunci penting dalam meningkatkan hasil dan kualitas protein dari biomassa Ulva rigida.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa biomassa Ulva rigida yang dikeringkan dengan metode freeze-drying memberikan tingkat ekstrak protein tertinggi, mencapai 8.5% dari berat kering. Selain itu, biomassa yang dikeringkan dengan cara oven drying juga menunjukkan hasil yang baik dalam hal kecernaan manusia, sehingga bisa menjadi bahan pangan yang aman dan bermanfaat untuk dikonsumsi. Kombinasi antara metode pengeringan dan pretreatment alkali menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan ekstraksi protein dari alga ini.
Keunggulan lain dari protein yang diekstraksi dari Ulva rigida adalah aktivitas antioksidan yang tinggi. Protein yang dihasilkan dari proses ekstraksi ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber protein berkualitas, tetapi juga memiliki potensi sebagai bahan pangan fungsional dengan manfaat kesehatan tambahan. Aktivitas antioksidan yang dimiliki protein ini dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas, sehingga berpotensi membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya efisiensi dalam pretreatment biomassa Ulva rigida untuk memaksimalkan produksi hidrolisat protein dan peptida bioaktif. Peptida bioaktif yang dihasilkan memiliki aplikasi yang luas, baik dalam industri pangan maupun farmasi, sebagai bahan fungsional yang dapat memberikan manfaat kesehatan spesifik. Ini menjadikan Ulva rigida sebagai sumber bahan pangan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga memiliki nilai tambah dalam mendukung kesehatan manusia.
Dari sudut pandang Teknologi Pangan, temuan ini membuka peluang besar untuk pengembangan produk pangan berbasis nabati yang ramah lingkungan dan kaya akan protein. Dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk pangan nabati yang sehat dan berkelanjutan, Ulva rigida memiliki potensi besar untuk menjadi bahan utama dalam formulasi produk-produk baru, seperti protein nabati, suplemen kesehatan, dan pangan fungsional lainnya.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa Ulva rigida memiliki potensi luar biasa sebagai sumber protein fungsional di masa depan. Dengan pemanfaatan teknologi ekstraksi yang tepat, serta optimalisasi proses pretreatment, Ulva rigida dapat menjadi solusi inovatif dalam memenuhi kebutuhan protein nabati yang berkualitas tinggi, sekaligus mendukung gaya hidup sehat dan berkelanjutan.