Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Faba bean (Vicia faba), atau sering dikenal dengan kacang faba, merupakan salah satu legum yang kaya akan nutrisi dan protein, menjadikannya tanaman yang potensial untuk membantu mengatasi kekurangan gizi mineral di berbagai belahan dunia. Dalam studi terbaru yang dilakukan terhadap 90 genotipe faba bean, terungkap bahwa kandungan mineral seperti K, P, Ca, Mg, S, Zn, Fe, Cu, B, dan Mn bervariasi secara signifikan antar genotipe. Penelitian ini memiliki nilai penting dalam konteks teknologi pangan karena menyajikan peluang besar untuk pemanfaatan sumber pangan yang lebih bergizi dan dapat dioptimalkan untuk tujuan ketahanan pangan global.
Salah satu temuan menarik dalam studi ini adalah adanya korelasi positif antara kandungan Zn dalam biji faba bean dengan kandungan P dan Cu. Artinya, genotipe yang kaya akan Zn cenderung memiliki kandungan P dan Cu yang tinggi pula. Selain itu, ditemukan bahwa kadar Mn lebih tinggi pada genotipe faba bean dengan konsentrasi P, S, dan Ca yang juga tinggi. Hubungan antara unsur mikro dan makro ini menunjukkan bahwa beberapa genotipe faba bean memiliki potensi untuk menjadi sumber nutrisi mineral yang unggul.
Dari perspektif teknologi pangan, hasil ini membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi genotipe yang paling unggul dalam kandungan nutrisi. Genotipe-genotipe ini dapat dikembangkan lebih lanjut melalui program perbaikan genetik untuk menghasilkan varietas faba bean yang tidak hanya memiliki produktivitas tinggi tetapi juga kandungan nutrisi yang superior. Ini menjadi penting terutama dalam menghadapi tantangan global terkait kekurangan mikronutrien, yang sering disebut sebagai “kelaparan tersembunyi.”
Penelitian ini juga mengukur nilai harian yang direkomendasikan (%DV) oleh FDA untuk makro dan mikronutrien pada genotipe faba bean. Evaluasi ini penting untuk memberikan panduan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian mereka. Dari sudut pandang kesehatan dan gizi, temuan ini sangat relevan dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi pangan yang kaya akan mineral, terutama di negara-negara yang mengalami kekurangan mineral esensial seperti Zn dan Fe.
Selain manfaat kesehatan, penelitian ini juga relevan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, khususnya Tujuan Kedua, yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan. Dengan faba bean yang kaya nutrisi, kita dapat mendukung ketahanan pangan global melalui peningkatan produksi pangan yang tidak hanya berlimpah tetapi juga bergizi.
Secara keseluruhan, penelitian ini merupakan langkah maju dalam pemanfaatan sumber daya genetik faba bean untuk mengatasi tantangan kekurangan nutrisi di dunia. Sebagai seorang akademisi di bidang Teknologi Pangan, saya melihat potensi besar dari hasil penelitian ini untuk diterapkan dalam berbagai program perbaikan genetik dan pengembangan produk pangan baru yang dapat mendukung kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan global.