Optimalisasi Produksi Mikroalga Chlorella ellipsoidea dengan Media Fermentasi Bran Gandum: Solusi Hemat untuk Pangan dan Biofuel

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Produksi bioenergi dan pangan dari mikroalga terus menjadi perhatian penting dalam dunia sains dan teknologi. Salah satu spesies mikroalga yang memiliki potensi besar dalam kedua bidang ini adalah Chlorella ellipsoidea. Namun, seperti yang sering terjadi dalam produksi massal mikroalga, biaya produksi menjadi kendala utama. Penggunaan media Bold’s Basal Medium (BBM), yang biasa digunakan untuk menumbuhkan C. ellipsoidea, dikenal cukup mahal, sehingga memerlukan alternatif yang lebih ekonomis untuk produksi skala besar. Dalam studi ini, ekstrak fermentasi bran gandum (FWBEM) diusulkan sebagai media alternatif yang lebih terjangkau, dengan hasil yang cukup menjanjikan.

Fermentasi bran gandum dilakukan pada konsentrasi yang berbeda: 8,33 g/L (T2), 6,66 g/L (T3), dan 5,00 g/L (T4), sementara BBM digunakan sebagai kontrol (T1). Hasil dari eksperimen ini menunjukkan bahwa pertumbuhan C. ellipsoidea pada konsentrasi 6,66 g/L (T3) sebanding dengan pertumbuhan di media BBM standar, baik dari segi berat kering sel, laju pertumbuhan spesifik, kerapatan sel optik, kandungan klorofil a, maupun jumlah sel. Sementara itu, T2 dan T4 menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah, baik dalam jumlah sel maupun kandungan pigmen, dibandingkan dengan kontrol dan T3.

Dari perspektif Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, ini adalah langkah maju yang signifikan dalam upaya mencari solusi hemat biaya untuk produksi bioenergi dari mikroalga. Media fermentasi berbasis bran gandum (FWBEM) menawarkan solusi yang lebih ekonomis dengan hasil yang hampir setara dengan BBM, terutama pada konsentrasi 6,66 g/L. Hal ini sangat penting mengingat produksi biofuel dari mikroalga memerlukan biaya yang seringkali tidak sebanding dengan hasil yang diharapkan jika menggunakan media konvensional yang mahal.

Keunggulan lain dari penggunaan FWBEM adalah kemampuannya dalam mendaur ulang limbah organik, seperti bran gandum. Bran gandum, yang umumnya dianggap sebagai produk sampingan dari industri pertanian, kini dapat dimanfaatkan untuk memproduksi energi terbarukan dalam bentuk biomassa mikroalga. Ini bukan hanya mengurangi biaya produksi tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah dapat diubah menjadi produk yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

Dengan potensi besar sebagai sumber energi terbarukan, penggunaan mikroalga untuk produksi biofuel semakin menjadi fokus utama dalam transisi energi global. Oleh karena itu, keberhasilan dalam menurunkan biaya produksi C. ellipsoidea melalui FWBEM pada konsentrasi yang optimal, seperti 6,66 g/L, dapat memicu penerapan lebih luas teknologi ini, tidak hanya untuk biofuel tetapi juga dalam produksi makanan berprotein tinggi.

Selain itu, penggunaan media fermentasi ini juga mengurangi ketergantungan pada pupuk atau nutrisi anorganik yang biasa digunakan dalam BBM, yang sering kali memerlukan sumber daya yang mahal dan terbatas. Dengan demikian, FWBEM tidak hanya lebih murah tetapi juga lebih berkelanjutan dalam jangka panjang, baik dari segi ekonomi maupun ekologi.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa FWBEM dengan konsentrasi 6,66 g/L adalah alternatif yang layak untuk menumbuhkan Chlorella ellipsoidea dengan biaya yang jauh lebih rendah tanpa mengorbankan efisiensi pertumbuhan atau kualitas biomassa. Ini adalah langkah yang menjanjikan untuk masa depan produksi biofuel dan pangan yang lebih berkelanjutan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *