Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan peningkatan volume sampah di Ghana telah menarik banyak perhatian, khususnya dalam mencari solusi yang berkelanjutan. Dengan adanya teknologi yang terus berkembang dalam proses waste-to-energy, potensi energi dari sampah padat perkotaan di Ghana telah mengalami kemajuan yang signifikan. Sebagai dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, saya melihat narasi ini sebagai bukti nyata bahwa pengelolaan sampah dapat memberikan dampak positif dalam memenuhi kebutuhan energi terbarukan serta mendukung upaya negara mencapai target energi berkelanjutan pada tahun 2030.
Master Plan Energi Terbarukan di Ghana memproyeksikan bahwa sekitar 122 MWp energi akan dihasilkan dari instalasi waste-to-energy pada tahun 2030. Dengan proyeksi peningkatan generasi sampah padat perkotaan sebesar 123% dari jumlah tahun 2023, produksi energi listrik sebesar 1484.25 MW kapasitas terpasang dan 13,002.03 GWh per tahun dapat dicapai. Ini merupakan hampir 59% dari target energi terbarukan Ghana untuk tahun 2030. Pencapaian ini menunjukkan bahwa sampah bukan lagi sekadar masalah, melainkan sumber daya potensial yang bisa diolah menjadi energi bersih untuk memenuhi kebutuhan energi negara.
Beberapa teknologi bioenergy yang dibahas dalam narasi ini termasuk insinerasi, pencernaan anaerobik (anaerobic digestion), dan pemulihan gas dari tempat pembuangan akhir (landfill gas recovery). Ketiga teknologi ini memiliki kontribusi yang berbeda terhadap kapasitas listrik terpasang di Ghana. Jika dikembangkan dengan baik, pada tahun 2028, teknologi insinerasi diproyeksikan akan menambah 301.4 MW, pencernaan anaerobik menambah 105.33 MW, dan pemulihan gas tempat pembuangan akhir akan menyumbang 377.31 MW ke dalam bauran energi Ghana. Teknologi ini tidak hanya menawarkan solusi energi terbarukan tetapi juga membantu mengurangi volume sampah secara signifikan.
Dari perspektif sistem termal dan energi terbarukan, pemanfaatan sampah sebagai sumber energi merupakan strategi yang sangat efisien. Teknologi insinerasi, misalnya, selain menghasilkan listrik, juga dapat mengurangi volume sampah hingga 90%, sebuah solusi komprehensif untuk masalah tempat pembuangan sampah yang semakin terbatas. Sementara itu, teknologi pencernaan anaerobik menawarkan manfaat tambahan berupa pengurangan emisi metana, salah satu gas rumah kaca yang paling kuat, serta menghasilkan pupuk organik sebagai produk sampingan yang bermanfaat bagi sektor pertanian.
Meskipun potensi waste-to-energy di Ghana sangat besar, beberapa tantangan tetap ada, terutama terkait dengan infrastruktur dan investasi awal yang diperlukan untuk membangun dan mengelola fasilitas ini. Pemerintah dan pembuat kebijakan harus berkolaborasi erat dengan sektor swasta dan investor untuk memastikan pengembangan teknologi ini dapat berjalan sesuai rencana. Investasi yang berkelanjutan dalam penelitian dan pengembangan teknologi juga sangat penting untuk meningkatkan efisiensi proses dan mengurangi dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
Dengan proyeksi peningkatan jumlah sampah perkotaan yang sangat signifikan, Ghana memiliki peluang besar untuk memanfaatkan potensi waste-to-energy ini sebagai bagian integral dari strategi energi terbarukan mereka. Selain itu, pemanfaatan energi dari sampah dapat berkontribusi besar dalam pengurangan ketergantungan pada sumber energi fosil, yang sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida dan memperbaiki kualitas lingkungan secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, narasi ini menggambarkan bahwa teknologi waste-to-energy bukan hanya solusi untuk masalah pengelolaan sampah di Ghana, tetapi juga sebuah langkah maju dalam upaya memenuhi kebutuhan energi terbarukan di masa depan. Dengan dukungan kebijakan yang kuat, teknologi yang canggih, dan kolaborasi antar-sektor, Ghana bisa menjadi salah satu negara yang berhasil mengintegrasikan energi terbarukan dari sampah ke dalam bauran energinya, sekaligus memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.