Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam konteks pembangunan dan pengoperasian besar-besaran stasiun penyimpanan energi elektrokimia, kecelakaan kebakaran pada stasiun penyimpanan energi menjadi masalah serius yang sering terjadi dan mengakibatkan kerusakan besar pada harta benda dan nyawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi tantangan ini dengan mengembangkan model mekanisme thermal runaway dan teknologi penanggulangannya untuk sistem penyimpanan energi berbasis baterai litium. Mengingat urgensi masalah ini, penelitian ini menawarkan pendekatan komprehensif untuk meningkatkan keselamatan dan stabilitas stasiun penyimpanan energi.
Pertama, penelitian ini memperkenalkan metodologi dikotomi yang diperbarui untuk mendirikan model thermal runaway yang andal pada baterai litium. Metodologi ini digunakan untuk memperbarui laju pelepasan panas standar agar sesuai dengan suhu permukaan baterai dalam simulasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat menyimulasikan perilaku baterai secara lebih akurat selama kejadian thermal runaway. Langkah ini penting untuk memahami bagaimana panas terakumulasi dan bagaimana dapat diatasi dengan lebih efektif.
Selanjutnya, model geometris dari kabinet baterai dan kompartemen prefabrikasi stasiun penyimpanan energi dibangun berdasarkan dimensi nyata dan diterapkan dalam simulasi kecelakaan kebakaran. Dalam simulasi ini, peneliti mengamati tiga tahap utama: tahap pemanasan awal, tahap pembentukan api, dan tahap penyebaran api. Karakteristik parameter dari setiap tahap dianalisis untuk memberikan gambaran yang jelas tentang dinamika kebakaran dan bagaimana proses ini dapat dikendalikan.
Temuan dari simulasi menunjukkan bahwa detektor asap linear berbasis sinar infra merah memberikan respons peringatan tercepat terhadap kebakaran. Ini menunjukkan bahwa teknologi deteksi ini dapat menjadi alat penting dalam sistem peringatan dini, memungkinkan tindakan pencegahan dilakukan dengan cepat untuk meminimalisir kerusakan. Selain itu, parameter optimal untuk sistem pemadam kebakaran berbasis kabut air juga ditemukan, yang penting untuk merancang sistem pemadaman yang lebih efektif.
Penelitian ini memberikan metode dan panduan teoritis yang bermanfaat untuk simulasi numerik thermal runaway baterai litium. Temuan ini tidak hanya membantu dalam perancangan sistem perlindungan kebakaran yang lebih aman tetapi juga memberikan data teoritis yang penting untuk mengembangkan desain keselamatan di stasiun penyimpanan energi elektrokimia.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai mekanisme thermal runaway dan teknologi penanggulangan kebakaran, kita dapat memastikan bahwa stasiun penyimpanan energi dapat beroperasi dengan lebih aman dan efisien. Penelitian ini sangat relevan dalam konteks peningkatan keselamatan di industri penyimpanan energi dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap praktik terbaik dalam perancangan dan pengoperasian stasiun penyimpanan energi.
Secara keseluruhan, artikel ini adalah referensi yang berharga bagi para peneliti dan praktisi di bidang teknik sistem termal dan energi terbarukan, khususnya dalam konteks manajemen risiko kebakaran dan keamanan sistem penyimpanan energi.