Peran Penting Carbon Capture and Storage (CCS) dalam Mitigasi Iklim: Tantangan dan Kebutuhan Standar Pelaporan yang Konsisten

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Carbon Capture and Storage (CCS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon, merupakan salah satu teknologi yang sangat diandalkan untuk mengurangi emisi CO2 ke atmosfer dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Namun, dampak iklim yang sebenarnya dari CCS bergantung pada seberapa banyak CO2 yang benar-benar tersimpan di bawah tanah, bukan hanya kapasitas penangkapan yang sering dilaporkan sebagai ukuran skala proyek. Dalam studi ini, peneliti melakukan tinjauan terhadap sumber-sumber publik untuk memperkirakan jumlah CO2 yang telah disimpan oleh fasilitas-fasilitas CCS sejak 1996.

Studi ini mengkategorikan sumber data ke dalam tiga kategori berdasarkan tingkat kepastian yang terkait: (1) kepastian hukum (legal assurance), (2) jaminan kualitas melalui audit (quality assurance through auditing), dan (3) tanpa kepastian (no assurance). Dari hasil penelusuran, data ditemukan untuk 20 fasilitas dengan kapasitas penangkapan gabungan sebesar 36 juta ton CO2 per tahun. Dengan menggabungkan data dari semua kategori, diperkirakan bahwa 29 juta ton CO2 telah tersimpan secara geologis pada tahun 2019, dengan penyimpanan kumulatif mencapai 197 juta ton selama periode 1996-2020.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa volume penyimpanan ini relevan dengan skala dampak emisi kumulatif yang dihasilkan oleh beberapa energi terbarukan seperti fotovoltaik surya di Amerika Serikat. Namun, studi ini juga mengungkapkan bahwa kapasitas penangkapan yang sering digunakan sebagai ukuran skala proyek secara agregat 19-30% lebih tinggi daripada laju penyimpanan sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas penangkapan bukanlah proksi yang baik untuk memperkirakan volume penyimpanan CO2, meskipun perbedaan ini sangat bergantung pada proyek tertentu dan tidak selalu mencerminkan kinerja proyek yang buruk.

Sebagai dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, kajian ini menjadi sangat penting karena menyoroti peran kritis CCS dalam mendukung dekarbonisasi industri dan pengurangan emisi karbon global. Namun, kesenjangan antara kapasitas penangkapan dan volume penyimpanan yang sebenarnya menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan data CCS. Tanpa pelaporan yang jelas dan andal, sulit untuk menilai dampak iklim yang sebenarnya dari teknologi ini dan memastikan bahwa proyek-proyek CCS berfungsi sebagaimana mestinya.

Kebutuhan untuk pelaporan yang seragam dan diaudit juga menjadi salah satu poin penting dalam studi ini. Dengan banyaknya proyek CCS yang mulai dioperasikan secara global, diperlukan standar pelaporan yang lebih ketat, khususnya mengenai volume penyimpanan yang dicapai. Hal ini akan membantu memastikan bahwa target penyimpanan karbon dapat dipantau dan diverifikasi secara efektif, serta menghindari ketidakcocokan data yang bisa mengarah pada salah interpretasi terhadap kinerja proyek.

Selain itu, kesenjangan antara kapasitas penangkapan dan penyimpanan juga dapat disebabkan oleh faktor teknis yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. Misalnya, kondisi geologis pada lokasi penyimpanan, kendala teknis selama proses penangkapan, atau bahkan faktor ekonomis yang mungkin mempengaruhi laju penyimpanan CO2 di beberapa proyek. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut tentang aspek teknis dan operasional dari CCS sangat diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat berfungsi secara optimal dan memenuhi harapan dalam mitigasi iklim global.

Kesimpulannya, studi ini memberikan gambaran penting mengenai jumlah CO2 yang telah disimpan secara geologis melalui proyek CCS dan menekankan kebutuhan akan pelaporan yang lebih konsisten. Ini merupakan langkah awal yang penting untuk memastikan bahwa CCS benar-benar memberikan dampak positif terhadap iklim dan menjadi alat yang efektif dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon. Sebagai langkah ke depan, reformasi kebijakan dan pengembangan standar pelaporan yang lebih baik akan menjadi kunci keberhasilan CCS di masa depan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *