Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam transisi menuju sistem listrik netral iklim yang didominasi oleh energi terbarukan, hidrogen elektrolitik muncul sebagai komponen kunci dalam sektor industri, transportasi, dan untuk penyeimbangan waktu pembangkitan listrik. Penelitian ini memberikan pandangan komprehensif mengenai bagaimana biaya hidrogen dipengaruhi oleh berbagai parameter dalam konteks sistem listrik masa depan. Sebagai dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, studi ini menawarkan wawasan penting tentang tantangan teknis dan ekonomi yang dihadapi dalam pengembangan teknologi hidrogen sebagai solusi energi.
Salah satu aspek yang paling menonjol dari penelitian ini adalah penekanan pada faktor biaya listrik sebagai penentu utama biaya produksi hidrogen. Dengan tingginya kontribusi energi terbarukan yang variatif seperti tenaga surya dan angin, biaya listrik cenderung berfluktuasi, sehingga berdampak langsung pada biaya produksi hidrogen. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami bagaimana variabilitas biaya listrik dapat diatasi melalui optimasi dimensi kapasitas elektroliser dan penyimpanan hidrogen.
Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan kapasitas elektroliser dan penyimpanan hidrogen secara optimal. Kapasitas yang tidak optimal dapat membatasi produksi hidrogen pada periode tertentu, yang kemudian memengaruhi biaya marginal hidrogen. Hal ini menegaskan bahwa perencanaan kapasitas infrastruktur hidrogen harus dilakukan dengan cermat, guna meminimalkan pembatasan produksi yang dapat meningkatkan biaya.
Faktor lain yang signifikan adalah fleksibilitas permintaan hidrogen. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan memberikan fleksibilitas pada permintaan hidrogen, misalnya dengan memungkinkan permintaan diubah berdasarkan ketersediaan energi, biaya suplai hidrogen dapat diturunkan. Hal ini menawarkan pendekatan menarik bagi industri dan transportasi dalam mengintegrasikan hidrogen sebagai solusi energi, terutama ketika permintaan dapat disesuaikan sesuai kondisi sistem listrik yang ada.
Penelitian ini juga mengungkapkan peran penting dari penyeimbangan waktu pembangkitan listrik melalui produksi hidrogen dan konversi kembali menjadi listrik. Mekanisme ini berfungsi sebagai alat penting dalam sistem listrik netral iklim, yang tidak hanya meningkatkan stabilitas sistem tetapi juga mengurangi rata-rata biaya listrik hingga 2%–16%. Ini adalah temuan yang signifikan dalam upaya memastikan sistem energi yang lebih andal dan terjangkau di masa depan.
Yang tidak kalah penting, hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi hidrogen di wilayah industri yang beroperasi secara off-grid jauh lebih mahal dibandingkan dengan skenario yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam jaringan listrik. Ini menegaskan tantangan besar yang dihadapi oleh sistem off-grid dalam hal biaya dan efisiensi, dan menunjukkan bahwa integrasi jaringan adalah salah satu kunci untuk menekan biaya produksi hidrogen.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan gambaran komprehensif mengenai kompleksitas biaya hidrogen dalam sistem listrik masa depan. Dengan menyoroti faktor-faktor seperti biaya listrik, kapasitas penyimpanan, fleksibilitas permintaan, dan pentingnya integrasi jaringan, penelitian ini menjadi landasan penting bagi pengembangan teknologi hidrogen yang lebih efisien dan ekonomis. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengeksplorasi strategi optimasi yang lebih spesifik dan relevan dengan kondisi nyata di lapangan.