Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam era perubahan iklim yang semakin mendesak, pencarian sumber energi terbarukan menjadi sangat penting, terutama dalam sektor pertanian yang merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Limbah pertanian dan peternakan, yang sering kali dianggap sebagai masalah, sebenarnya memiliki potensi besar sebagai sumber biomethane. Penelitian yang dilakukan di wilayah Piedmont, Italia, menunjukkan bahwa pengelolaan limbah ini dapat berkontribusi signifikan terhadap transisi menuju ekonomi sirkular yang rendah karbon.
Salah satu temuan utama dari studi ini adalah potensi produksi biomethane dari limbah pertanian lokal, seperti sisa tanaman dan kotoran ternak. Dengan estimasi produksi biomethane tahunan mencapai 910 juta m³, setara dengan 30,1 miliar MJ energi termal, jumlah ini jauh melebihi kebutuhan energi untuk armada traktor di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan limbah yang ada, pertanian lokal tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energinya sendiri, tetapi juga berpotensi untuk menjadi model bagi daerah lain.
Penggantian bahan bakar diesel dengan biomethane yang dihasilkan dari limbah pertanian dapat mengurangi emisi CO2 secara signifikan. Dalam studi ini, diperkirakan pengurangan emisi CO2 mencapai 93,8 ton per tahun, yang setara dengan 16,8% dari total emisi yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dalam sektor pertanian. Ini adalah langkah penting menuju pencapaian target karbon netral, yang semakin menjadi fokus global.
Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan strategi manajemen rantai pasokan yang efektif. Pengumpulan, pengolahan, dan distribusi biomethane harus diorganisir dengan baik agar dapat memaksimalkan efisiensi dan mengurangi biaya. Selain itu, kolaborasi antara petani, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan energi terbarukan ini.
Penting juga untuk mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi dari transisi ini. Penggunaan biomethane tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor pengolahan limbah dan energi terbarukan. Dengan demikian, masyarakat lokal dapat merasakan manfaat langsung dari inisiatif ini, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan.
Dalam konteks pendidikan dan penelitian, hasil studi ini dapat menjadi bahan ajar yang berharga bagi mahasiswa di bidang teknik sistem termal dan energi terbarukan. Memahami potensi dan tantangan dalam pengembangan biomethane dari limbah pertanian akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang solusi energi berkelanjutan. Ini juga dapat mendorong penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan proses produksi dan penggunaan biomethane.
Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya inovasi dalam pengelolaan limbah pertanian sebagai sumber energi terbarukan. Dengan memanfaatkan limbah yang ada, kita tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi lokal, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencapaian tujuan keberlanjutan. Transformasi ini adalah langkah penting menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.