Meningkatkan Efisiensi Sistem Pemanas Udara Surya untuk Preservasi Hasil Pertanian: Inovasi dan Dampak Lingkungan

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Dalam era modern ini, kebutuhan untuk memperpanjang umur simpan hasil pertanian semakin mendesak, terutama dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan penggunaan energi terbarukan. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah penggunaan sistem pemanas udara surya (Solar Air Heaters – SAH) yang efisien dan ramah lingkungan. Sistem ini berfungsi untuk mengurangi kadar kelembapan pada hasil pertanian, sehingga dapat memperpanjang masa simpan. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah efisiensi termal yang masih rendah, yang mendorong perlunya inovasi lebih lanjut dalam desain dan teknologi SAH.

Artikel ini menyajikan analisis energi, eksrgi, dan ekonomi dari sistem pemanas udara surya yang dimodifikasi, yang menggunakan pelat absorber V-korrugasi dengan teknologi shot-blasting pada permukaan dalamnya. Penelitian ini merupakan yang pertama kali melakukan investigasi eksperimental terhadap SAH yang dimodifikasi dan membandingkannya dengan SAH konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga efisiensi eksrgi, yang merupakan indikator penting dalam menilai kinerja sistem energi.

Pengujian kinerja SAH dimodifikasi dilakukan pada laju aliran udara (MFR) yang bervariasi antara 0.01 hingga 0.02 kg/detik. Hasilnya, SAH yang dimodifikasi mencapai efisiensi energi dan eksrgi yang lebih tinggi, masing-masing sebesar 15% dan 34% pada laju aliran 0.02 kg/detik. Ini menunjukkan bahwa modifikasi yang dilakukan memberikan dampak signifikan terhadap kinerja sistem, meskipun masih ada ruang untuk perbaikan lebih lanjut, terutama dalam hal efisiensi eksrgi yang masih tergolong rendah.

Dalam konteks keberlanjutan, sistem SAH yang dimodifikasi ini juga menunjukkan potensi untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2). Dengan MFR yang berbeda, sistem ini dapat mengurangi emisi CO2 sekitar 10.3 ton, 18.06 ton, dan 28.7 ton per tahun. Ini adalah langkah penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan menunjukkan bahwa teknologi energi terbarukan dapat berkontribusi pada pengurangan jejak karbon.

Dari segi faktor ekonomi, SAH yang dimodifikasi menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan SAH konvensional. Peningkatan ini berkisar antara 15.1% hingga 23.4% pada berbagai laju aliran, yang menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi yang lebih efisien tidak hanya bermanfaat dari segi lingkungan, tetapi juga dari segi ekonomi. Hal ini penting untuk mendorong adopsi teknologi ini di kalangan petani dan pelaku industri pertanian.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang potensi sistem pemanas udara surya yang dimodifikasi dalam meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan. Dengan terus melakukan inovasi dan penelitian lebih lanjut, kita dapat berharap untuk melihat penerapan yang lebih luas dari teknologi ini dalam industri pertanian, yang pada gilirannya dapat membantu mengatasi tantangan ketahanan pangan global.

Akhirnya, penting untuk mendorong kolaborasi antara peneliti, industri, dan pemerintah dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi energi terbarukan yang inovatif. Dengan pendekatan yang terintegrasi, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien, yang tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *