Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Industri pangan merupakan salah satu sektor yang sangat bergantung pada penggunaan energi, terutama dalam berbagai proses seperti pengeringan, pelarutan, sentrifugasi, ekstraksi, pembersihan, pencucian, dan pendinginan. Setiap proses ini tidak hanya memerlukan energi yang signifikan, tetapi juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca (GRK). Oleh karena itu, penting untuk memahami proses mana yang paling banyak mengkonsumsi energi dan menghasilkan emisi GRK, serta mencari solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas industri ini.
Dalam kajian ini, dua studi kasus representatif dihadirkan untuk mengidentifikasi proses-proses yang memiliki konsumsi energi dan emisi GRK yang tinggi. Melalui analisis ini, kita dapat melihat bahwa teknologi yang digunakan dalam pendinginan, pembangkitan panas, pemulihan panas limbah, dan penyimpanan energi termal memiliki potensi besar untuk dioptimalkan. Dengan menggali lebih dalam tentang teknologi-teknologi ini, kita dapat menemukan cara-cara inovatif untuk menghemat energi dan mendekarbonisasi proses industri pangan.
Salah satu langkah penting dalam mengurangi emisi GRK adalah penggantian refrigeran dengan potensi pemanasan global (GWP) tinggi dengan fluida alami. Langkah ini tidak hanya membantu menurunkan emisi, tetapi juga meningkatkan efisiensi sistem pendinginan. Dalam konteks ini, industri pangan dapat mengambil manfaat dari teknologi pendinginan yang lebih ramah lingkungan, yang pada gilirannya akan mendukung keberlanjutan dan efisiensi energi.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa teknologi pembangkitan panas merupakan konsumen energi terbesar dalam industri pangan. Oleh karena itu, perbandingan teknologi pembangkitan panas menggunakan biaya levelisasi panas (LCOH) menjadi sangat relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa transformator panas absorpsi dan pompa panas suhu tinggi adalah teknologi yang paling menarik dari sudut pandang ekonomi dan dekarbonisasi. Ini menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi industri.
Selain itu, teknologi pemulihan panas limbah juga menunjukkan periode pengembalian investasi yang lebih singkat. Dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari proses industri, kita dapat mengurangi kebutuhan energi tambahan dan meningkatkan efisiensi keseluruhan sistem. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan dan efisien dalam industri pangan.
Dalam semua sektor, peningkatan efisiensi energi pada komponen, teknologi penyimpanan, sistem poligenerasi, konsep industri pintar, dan penetrasi sumber energi terbarukan muncul sebagai jalur yang berharga untuk mencapai tujuan keberlanjutan. Dengan mengintegrasikan teknologi-teknologi ini, industri pangan tidak hanya dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi GRK, tetapi juga meningkatkan daya saing dan keberlanjutan operasional mereka.
Secara keseluruhan, kajian ini menyoroti pentingnya inovasi dan penerapan teknologi yang efisien dalam industri pangan. Dengan mengadopsi solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi industri pangan, sekaligus menjaga lingkungan dan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Upaya ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai tujuan keberlanjutan.