Membangun Masa Depan Energi Berkelanjutan: Potensi Sistem Poligenerasi Termal Surya untuk Pemberdayaan Pedesaan

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, akses terhadap energi yang andal dan terjangkau menjadi salah satu tantangan utama, terutama di daerah pedesaan. Artikel ini mengangkat isu penting mengenai keterbatasan elektrifikasi pedesaan yang disebabkan oleh biaya infrastruktur jaringan, populasi yang terisolasi, serta potensi pengembalian investasi yang rendah. Di sisi lain, energi terbarukan yang terdesentralisasi, meskipun menjanjikan, sering kali terhambat oleh biaya modal yang tinggi dan model bisnis yang tidak efektif. Oleh karena itu, pengembangan sistem poligenerasi berbasis energi termal surya menjadi solusi yang menarik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan.

Sistem poligenerasi termal surya memiliki kemampuan untuk menghasilkan berbagai produk energi, seperti listrik, pemanasan, pendinginan, dan air bersih, yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan fokus pada nexus energi-lahan-air-pangan, sistem ini tidak hanya menyediakan energi, tetapi juga mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya air. Penelitian ini mengambil contoh sebuah pulau di Samudera Hindia, di mana sistem poligenerasi hybrid dirancang untuk memenuhi kebutuhan lokal, termasuk penyimpanan makanan dan desalinasi air.

Dalam analisis yang dilakukan, komponen utama sistem poligenerasi meliputi turbin, unit pendingin absorpsi (VAM), unit pasteurisasi, dan unit distilasi membran. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi sifat termodinamika dari setiap komponen dan melakukan analisis keseimbangan energi dan entropi. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun biaya produksi listrik dan air masih tinggi, terdapat potensi untuk menyesuaikan harga produk lainnya agar lebih kompetitif dan menarik bagi masyarakat.

Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa dengan normalisasi harga produk poligenerasi, tingkat pengembalian internal (IRR) dapat ditingkatkan menjadi 12,99% dengan periode pengembalian investasi selama 9 tahun. Ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, sistem poligenerasi dapat menjadi investasi yang menguntungkan bagi masyarakat pedesaan. Selain itu, penghematan biaya sosial yang dihasilkan dari nilai tambah dalam rantai pasokan, seperti pengurangan pemborosan hasil pertanian dan susu, memberikan dampak positif yang signifikan.

Dari perspektif lingkungan, penelitian ini juga mencatat bahwa sistem poligenerasi termal surya dapat mengurangi emisi karbon hingga 434 ton per tahun. Ini adalah kontribusi yang sangat berarti dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan menunjukkan bahwa investasi dalam energi terbarukan tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga secara ekologis. Dengan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan, IRR dapat ditingkatkan menjadi 17,98% dengan periode pengembalian investasi yang lebih singkat, yaitu 6,2 tahun.

Akhirnya, penelitian ini merekomendasikan intervensi kebijakan untuk mendorong pengembangan sistem poligenerasi termal surya terdesentralisasi. Dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan adopsi teknologi energi terbarukan di daerah pedesaan. Dengan demikian, kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif, di mana masyarakat pedesaan memiliki akses yang lebih baik terhadap energi dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *