Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Teknologi spray drying atau pengeringan semprot telah lama dikenal sebagai teknologi yang serbaguna, terutama dalam industri kimia dan pangan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, teknologi ini mulai mendapatkan perhatian besar di sektor farmasi, khususnya untuk pengembangan formulasi obat. Artikel ini mengulas kemajuan teknik pengeringan semprot yang signifikan serta aplikasi utamanya dalam bidang farmasi, yang menjadikannya salah satu teknologi kunci dalam sistem penghantaran obat modern.
Pengeringan semprot bekerja dengan mengubah larutan atau suspensi menjadi partikel kering melalui penguapan cepat dengan bantuan udara panas. Proses ini mampu menghasilkan serbuk kering yang halus dan stabil, yang sangat penting untuk meningkatkan stabilitas serta bioavailabilitas obat. Dalam konteks farmasi, teknologi ini semakin berkembang dalam pembuatan amorphous solid dispersions (ASD), yang merupakan sistem penghantaran obat dengan pertumbuhan pesat. Melalui pengeringan semprot, obat dalam bentuk amorf dapat dihasilkan, sehingga meningkatkan kelarutan obat yang sebelumnya sulit larut, yang sering kali menjadi tantangan besar dalam pengembangan obat modern.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara parameter proses pengeringan semprot dengan kualitas produk akhir telah memungkinkan pengembangan produk farmasi yang lebih kuat dan andal. Sebagai contoh, suhu, laju aliran, dan konsentrasi larutan semuanya memainkan peran penting dalam menentukan ukuran partikel, kelarutan, dan stabilitas produk akhir. Kemajuan ini memfasilitasi optimasi formulasi dan proses pengembangan, dari uji coba awal hingga aplikasi komersial skala besar. Bagi industri farmasi, ini membuka peluang baru dalam merespons berbagai masalah, seperti peningkatan stabilitas zat aktif yang tidak stabil atau sulit larut.
Selain itu, pengeringan semprot telah terbukti efektif dalam pengembangan produk farmasi berbasis molekul kecil, khususnya produk oral. Dengan menggunakan teknologi ini, obat-obatan yang sebelumnya sulit diproses dapat dikembangkan menjadi bentuk sediaan yang lebih mudah diterima tubuh. Misalnya, teknologi ini memungkinkan produksi kapsul atau tablet yang memiliki bioavailabilitas tinggi, sehingga obat dapat bekerja lebih efektif. Aplikasi untuk produk biologis dan sistem penghantaran non-oral, seperti bubuk inhalasi, juga mulai menunjukkan potensi besar yang sedang dieksplorasi lebih lanjut.
Bagi dosen di bidang Teknologi Pangan, teknologi spray drying memiliki kesamaan aplikasi dengan industri pangan, di mana teknologi ini juga digunakan untuk membuat produk serbuk seperti susu bubuk atau jus kering. Namun, penerapannya di industri farmasi membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang interaksi kimiawi yang terjadi selama proses pengeringan. Sebagai contoh, menjaga stabilitas zat aktif dalam produk farmasi memerlukan pengendalian suhu dan kelembaban yang lebih ketat dibandingkan dengan produk pangan. Oleh karena itu, pembelajaran dari industri pangan dapat diaplikasikan pada sektor farmasi, tetapi dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan farmasi.
Perubahan lanskap industri farmasi memberikan peluang besar bagi teknologi pengeringan semprot di masa depan. Dengan meningkatnya fokus pada pengembangan obat biologis, seperti antibodi monoklonal atau vaksin, pengeringan semprot dapat membantu dalam memproduksi formulasi stabil dan efektif untuk penghantaran obat. Tantangan dalam menyimpan dan mendistribusikan produk biologis juga dapat diatasi dengan penggunaan bubuk kering yang stabil dan memiliki umur simpan lebih lama, sehingga tidak memerlukan rantai dingin.
Secara keseluruhan, kemajuan dalam teknologi spray drying memberikan dampak besar pada pengembangan obat, mulai dari kelarutan yang lebih baik hingga stabilitas produk yang lebih tinggi. Dengan semakin banyaknya produk farmasi yang membutuhkan solusi inovatif untuk tantangan bioavailabilitas, pengeringan semprot akan terus menjadi bagian penting dalam perkembangan farmasi di masa depan. Bagi akademisi dan praktisi di bidang Teknologi Pangan, mempelajari teknologi ini menawarkan wawasan berharga yang juga dapat diadaptasi ke dalam industri pangan, menciptakan sinergi antar industri yang berbeda namun saling berkaitan.