Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Pertumbuhan populasi, munculnya kelas menengah yang lebih besar, dan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin meningkat, telah mendorong lonjakan permintaan akan asupan protein dalam diet. Hal ini memicu perubahan signifikan dalam pasar makanan, di mana permintaan akan produk protein terus meningkat. Dalam upaya memenuhi tuntutan ini, sektor pertanian, perikanan, dan industri makanan aktif berinovasi untuk meningkatkan produksi dan pemrosesan produk protein, terutama yang berasal dari sumber nabati dan hewani.
Protein hewani dikenal memiliki kualitas tertinggi, dengan profil asam amino esensial yang seimbang. Namun, perhatian yang semakin meningkat terhadap efisiensi produksi yang rendah dan dampak lingkungan yang signifikan dari industri hewani, serta masalah kesehatan yang terkait dengan konsumsi beberapa produk hewani, khususnya daging merah, telah menyebabkan konsumsi protein hewani stagnan atau bahkan menurun. Dalam konteks ini, perlu dicari alternatif baru, dan bahan nabati, terutama mikroalga, mulai mendapatkan perhatian sebagai sumber protein yang menjanjikan.
Mikroalga merupakan tanaman strategis dengan keragaman biologi yang luas dan karakteristik fenotip yang unik. Mereka mampu memproduksi biomassa dan protein dalam jumlah besar dengan memanipulasi sistem pertumbuhan dan kondisi lingkungan. Dengan kemajuan teknologi bioengineering, potensi mikroalga sebagai sumber protein semakin terbuka lebar. Namun, meski memiliki potensi yang besar, mikroalga masih tergolong tanaman yang kurang dimanfaatkan dan penelitian mengenai nilai gizi serta manfaat kesehatannya masih dalam tahap awal.
Saat ini, hanya beberapa spesies mikroalga yang telah diproduksi secara komersial untuk digunakan sebagai makanan manusia atau suplemen protein. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian lebih terhadap penelitian dan pengembangan produk berbasis mikroalga, guna mengidentifikasi spesies yang memiliki potensi tinggi dalam menyediakan protein berkualitas. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk memahami faktor lingkungan yang mempengaruhi kandungan protein mikroalga serta metode evaluasi kualitas protein tersebut.
Mikroalga menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk kandungan protein tinggi, vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif lainnya. Dengan demikian, produk berbasis mikroalga dapat menjadi alternatif yang menarik bagi konsumen yang mencari sumber protein lebih sehat dan berkelanjutan. Inovasi dalam produksi dan pengolahan mikroalga tidak hanya dapat memenuhi permintaan protein yang terus meningkat, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan mikroalga sebagai sumber protein mencakup isu biaya produksi, teknologi pemrosesan, serta penerimaan pasar. Diperlukan kolaborasi antara peneliti, pengembang produk, dan industri untuk mengatasi hambatan ini dan mendorong komersialisasi produk mikroalga. Dengan investasi yang tepat dan penelitian yang mendalam, mikroalga berpotensi menjadi solusi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan protein global.
Dalam kesimpulan, mikroalga tidak hanya menawarkan solusi untuk memenuhi permintaan protein yang meningkat, tetapi juga mendukung pola makan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Dengan memperkuat penelitian, pengembangan produk, dan strategi komersialisasi, mikroalga dapat memainkan peran penting dalam revolusi protein yang sedang berlangsung di dunia pangan.