Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Hemp (Cannabis Sativa L.) telah menjadi tanaman yang banyak dibudidayakan di seluruh dunia, dan perhatian terhadap kandungan cannabidiol (CBD) serta terpen di dalamnya terus meningkat. Banyak penelitian menunjukkan bahwa CBD dan terpen memiliki manfaat kesehatan bagi manusia, termasuk sifat anti-kecemasan, penghilang rasa sakit, promosi relaksasi, anti-inflamasi, dan aktivitas antimikroba. Meskipun demikian, penggunaan CBD dan terpen dalam sistem pangan masih jarang dilaporkan, yang dipengaruhi oleh berbagai regulasi hukum, basis konsumen, serta tantangan teknologi yang ada.
Salah satu alasan utama kurangnya aplikasi hemp dalam industri pangan adalah ketidakpastian hukum yang mengelilingi penggunaan CBD. Di berbagai negara, regulasi mengenai hemp dan produknya sangat bervariasi, sehingga membatasi kemampuan produsen untuk memasukkan CBD dan terpen ke dalam produk makanan. Pengetahuan yang tidak memadai di kalangan konsumen juga menjadi faktor penghambat, di mana stigma terkait dengan cannabis masih ada, meskipun manfaatnya semakin diakui.
Selain tantangan regulasi, aspek teknis dalam pemrosesan hemp juga memerlukan perhatian lebih. Teknologi pemrosesan seperti pengeringan, ekstraksi, dan pemurnian untuk produksi CBD dan terpen berkualitas tinggi dan aman untuk makanan belum diteliti secara menyeluruh. Hal ini menciptakan celah dalam literatur yang ada, di mana pengetahuan mendalam tentang metode terbaik untuk memproduksi bahan-bahan ini masih kurang.
Review ini memberikan gambaran komprehensif tentang karakteristik dasar dari CBD dan terpen, serta regulasi hukum terkait di berbagai belahan dunia. Di samping itu, tantangan teknologi dalam mengintegrasikan CBD dan terpen ke dalam produk pangan diidentifikasi dan dibahas. Penekanan juga diberikan pada pentingnya pengembangan teknologi pemrosesan hemp untuk memastikan hasil yang stabil dan berkualitas tinggi, sehingga memenuhi standar keamanan pangan.
Penting untuk menyoroti solusi potensial dan tren masa depan dalam penelitian ini. Diperlukan kolaborasi antara peneliti, produsen, dan pembuat kebijakan untuk mengatasi tantangan yang ada. Penelitian lebih lanjut tentang pemrosesan hemp dan aplikasi CBD serta terpen dalam makanan tidak hanya dapat memperluas pasar hemp, tetapi juga meningkatkan kesadaran konsumen akan manfaat kesehatan dari bahan-bahan ini.
Kesimpulannya, hemp memiliki potensi besar sebagai sumber bahan fungsional dalam industri pangan. Dengan meningkatnya penelitian dan inovasi dalam pemrosesan hemp, CBD dan terpen dapat menjadi bahan tambahan yang bernilai dalam produk pangan. Dengan dukungan regulasi yang tepat dan pemahaman yang lebih baik dari konsumen, hemp berpotensi untuk mengubah landscape industri pangan menuju arah yang lebih sehat dan berkelanjutan.