Pengaruh Paparan Unsur Tanah Jarang pada Awal Kehamilan terhadap Risiko Diabetes Gestasional: Tinjauan Temuan Terkini

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Penelitian terbaru menyoroti efek potensial dari paparan unsur tanah jarang atau Rare Earth Elements (REEs) terhadap kesehatan manusia, khususnya dalam konteks kehamilan. REEs, yang sering digunakan dalam berbagai teknologi modern, semakin menjadi perhatian karena kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan ibu dan janin. Salah satu kondisi yang mungkin terkait dengan paparan REEs pada awal kehamilan adalah Diabetes Gestasional (GDM), suatu kondisi yang mempengaruhi regulasi gula darah pada ibu hamil. Meskipun demikian, hubungan antara paparan REEs dan GDM belum sepenuhnya dipahami, sehingga studi lebih lanjut diperlukan.

Studi nested case-control yang dilakukan di Peking University melibatkan 200 wanita hamil dengan GDM dan 200 wanita hamil sehat sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi serum dari 14 unsur tanah jarang selama awal kehamilan dan mengevaluasi apakah ada asosiasi antara paparan REEs dan risiko GDM. Dari penelitian ini, meskipun tidak ditemukan hubungan signifikan secara individual antara masing-masing unsur tanah jarang dengan GDM dalam model regresi logistik (dengan P > 0.05), hasil yang lebih kompleks muncul ketika pendekatan Weighted Quantile Sum (WQS) Regression digunakan.

Melalui analisis WQS, penurunan kuartil dalam indeks campuran REEs dikaitkan dengan peningkatan risiko GDM sebesar 1,67 kali (95% CI: 1,12-2,49). Ini menunjukkan bahwa paparan terhadap campuran unsur tanah jarang yang lebih rendah selama awal kehamilan justru dapat meningkatkan risiko GDM. Tiga unsur yang paling berkontribusi dalam campuran ini adalah Neodymium (Nd), Praseodymium (Pr), dan Lanthanum (La), yang menunjukkan dampak paling kuat terhadap peningkatan risiko GDM dalam campuran tersebut.

Temuan ini cukup menarik karena bertentangan dengan anggapan bahwa paparan rendah terhadap REEs selalu aman. Justru, dalam konteks GDM, penurunan paparan terhadap campuran REEs dapat meningkatkan risiko kesehatan pada ibu hamil. Ini memberikan wawasan baru dalam memahami bagaimana paparan unsur-unsur lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan metabolik selama kehamilan, dan menyoroti pentingnya meneliti lebih dalam tentang efek campuran kimia, bukan hanya efek dari masing-masing unsur secara individu.

Secara keseluruhan, hasil studi ini menggarisbawahi pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh paparan unsur tanah jarang terhadap kesehatan reproduksi dan metabolik. Ini juga menambah pemahaman tentang bagaimana paparan lingkungan yang tidak terduga, seperti unsur tanah jarang, dapat memainkan peran dalam perkembangan kondisi seperti GDM. Bagi industri pangan dan kesehatan, temuan ini relevan dalam memastikan bahwa paparan lingkungan dapat diminimalkan, terutama di kalangan populasi rentan seperti ibu hamil.

Dengan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa paparan awal kehamilan terhadap campuran unsur tanah jarang dapat memiliki dampak signifikan terhadap risiko GDM, dengan Nd, Pr, dan La sebagai kontributor utama dalam campuran. Penelitian ini penting sebagai landasan bagi pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih baik dan pengelolaan risiko dalam menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *