Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Sektor pertanian telah lama menjadi sektor yang sering terabaikan dalam diskusi mengenai transisi energi berkelanjutan. Namun, seiring dengan berkembangnya konsep energi terbarukan, petani kini mulai memainkan peran yang lebih sentral, tidak hanya sebagai penghasil pangan tetapi juga sebagai pemasok energi. Peran ganda ini menempatkan petani di persimpangan antara sistem pertanian dan sistem energi, yang membuka peluang baru dalam memajukan kedua sektor tersebut secara bersamaan.
Studi yang dilakukan di Östergötland, Swedia, mengkaji bagaimana petani dapat menjadi bagian dari transisi menuju sistem energi pertanian yang berkelanjutan. Penelitian ini mengadopsi teori sosioteknis untuk menganalisis bagaimana petani berfungsi sebagai aktor dalam sistem yang kompleks ini, serta apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi mereka dalam adopsi teknologi energi terbarukan.
Peran Petani dalam Sistem Energi Berkelanjutan
Berdasarkan wawancara dengan sebelas petani di Östergötland, Swedia, studi ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani menyadari potensi energi terbarukan dalam sistem pertanian mereka, terutama energi surya, biogas, dan bioenergi. Namun, meskipun ada keinginan kuat untuk mengadopsi teknologi energi terbarukan, masalah utama yang dihadapi adalah pendanaan dan aspek keuangan dalam investasi teknologi ini. Banyak petani yang merasa bahwa dukungan institusional yang ada masih terbilang rumit dan birokratis, yang menghambat proses adopsi.
Petani menginginkan dukungan jangka panjang dan dapat diandalkan dari pemerintah serta lembaga penelitian untuk membantu mereka mengatasi ketidakpastian yang timbul akibat perubahan iklim dan fluktuasi harga energi. Mereka menganggap bahwa investasi dalam energi terbarukan bukan hanya tentang keuntungan finansial, tetapi juga tentang membangun ketahanan, kemandirian, dan perlindungan terhadap ketidakpastian dalam menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan.
Peluang dan Tantangan di Indonesia
Di Indonesia, tantangan serupa dapat ditemukan, namun dengan konteks yang berbeda. Pertanian memainkan peran kunci dalam perekonomian negara ini, dengan hampir setengah dari populasi yang bekerja di sektor pertanian. Dengan adanya potensi besar dalam energi terbarukan, seperti energi surya dan bioenergi yang dapat dihasilkan dari limbah pertanian, Indonesia memiliki peluang untuk mengintegrasikan sektor pertanian dan energi secara lebih harmonis.
Namun, tantangan utama yang dihadapi petani di Indonesia adalah akses terbatas terhadap teknologi energi terbarukan serta keterbatasan sumber daya finansial untuk melakukan investasi jangka panjang. Pemerintah perlu menyediakan insentif dan dukungan finansial yang lebih mudah diakses oleh petani. Selain itu, dukungan kebijakan yang lebih ramah petani dan pelatihan terkait teknologi energi terbarukan sangat penting agar mereka bisa lebih mandiri dalam mengelola energi yang dihasilkan dari lahan mereka.
Indonesia juga harus memperhatikan aspek sosial dan budaya dalam mengimplementasikan teknologi energi terbarukan di sektor pertanian. Petani sering kali menghadapi hambatan dari segi pengetahuan dan pemahaman tentang teknologi baru. Oleh karena itu, perlu ada pendekatan yang inklusif dan edukatif dalam memperkenalkan konsep-konsep energi terbarukan yang relevan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
Kesimpulan
Integrasi antara pertanian dan energi terbarukan menawarkan peluang yang signifikan untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien secara energi. Petani memiliki peran strategis dalam transisi ini, namun untuk mewujudkannya, dukungan yang tepat dari pemerintah, lembaga keuangan, dan lembaga penelitian sangatlah penting. Dengan kebijakan yang tepat dan sistem pendukung yang lebih baik, petani Indonesia dapat menjadi aktor utama dalam transisi energi berkelanjutan, tidak hanya sebagai penghasil pangan, tetapi juga sebagai produsen energi terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan energi domestik. Kebijakan yang memfasilitasi investasi energi terbarukan di sektor pertanian dan memberikan insentif finansial akan mempercepat adopsi teknologi ini. Oleh karena itu, perlu ada sinergi antara sektor pertanian, energi, dan kebijakan publik untuk mewujudkan ketahanan energi dan ketahanan pangan yang lebih baik di Indonesia.